Sahabat, ucapan adalah doa. Kata-kata apa pun yang keluar dari mulut kita haruslah kata-kata yang baik sekali pun kita dalam kondisi yang tidak mengenakan karena ingat setiap ucapan itu adalah doa. Inilah sebuah kisah yang terjadi di negara timur Arab dimana berkat doa mustajab seorang ibu, anaknya berhasil menjadi orang nomer satu di dunia.
Alkisah tinggalah seorang anak kecil yang masih belia yang berumur jagung. Ia hidup bersama ibu dan bapaknya dala sebuah rumah sederhana. Suatu saat tatkala akan ada seorang tamu yang datang kerumah, mereka pun menyiapkan segala sesuatunya demi menyambut tamu tercinta.
Mereka pun mulai memasak dan menyajikan makanan itu ke atas meja makan. Tatkala mereka pergi sebentar anak mungilnya itu secara tidak diketahui menggenggam segenggam debu dan ditaburkanlah debu itu ke atas makanan yang tersaji untuk tamu di atas meja.
Dengan perasaan kesal dan agak marah, ibu pun marah ketika mengetahui bahwa makanan itu penuh dengan pasir. Ibu memarahi anak itu dan berkata, "Pergilah kamu, biarlah kamu menjadi imam di haramain". kata ibunya.
Dan subhanallah sungguh luar biasa beberapa waktu kemudian anak itu benar-benar menjadi imam di Masjidil Haram. Anda tahu siapa anak kecil itu? Ya beliau adalah Syeikh Abdurrahman as-Sudais,Imam Masjidil Haram yang nada tartilnya menjadi favorit kebanyakan kaum muslimin di seluruh dunia.
Berkat doa ibunya dikala marah yang benar-benar mustajab itu kini ia benar-benar menjadi seorang imam. Dan semua umat muslim dari seluruh yang pernah berkunjung ke masjidil haram tentu tahu siapa beliau.
Ini menjadi sebuah pelajaran bagi calon ibu atau pun ibu dan bapak agar senantiasa mendoakan yang baik kepada anak, entah itu dalam keadaan marah atau pun kesal. Jangan pernah katakan yang buruk kepada mereka karena setiap ucapan itu adalah doa.
“Janganlah kalian mendo’akan (keburukan) untuk dirimu sendiri,begitupun untuk anak-anakmu, pembantumu, juga hartamu. Jangan pula mendo’akan keburukan yang bisa jadi bertepatan dengan saat dimana ALLAH mengabulkan do’a kalian…” (HR.Abu Dawud)
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Showing posts with label Gudang Hikmah. Show all posts
Showing posts with label Gudang Hikmah. Show all posts
Sunday, January 3, 2016
Thursday, December 31, 2015
10 Jurus Membuat Rezeki Selalu Menghampiri Kita
Sahabat, dalam islam semua orang islam di berikan rezeki dan nikmat allah, tapi banyak orang menganggap nikmat yang telah diberikan masih belum cukup untuk mereka. Ada banyak cara menjemput rezeki yang ada di sekitar kita. Inilah 10 Jurus membuat rezeki selalu menghampiri kita.
1. Taqwa
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya,” (QS ath-Thalaq: 2-3).
2. Tawakal
Nabi s.a.w. bersabda: “Seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, nescaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki, ia pagi hari lapar dan petang hari telah kenyang.” (Riwayat Ahmad, at-Tirmizi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al-Hakim dari Umar bin al-Khattab r.a.)
3. Shalat
Firman Allah dalam hadis qudsi: “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (solat Dhuha), nanti pasti akan Aku cukupkan keperluanmu pada petang harinya." (Riwayat al-Hakim dan Thabrani)
4. Istighfar
"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirim-kan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu ke-bun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai" (QS Nuh: 10-12).
“Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan, dan Allah akan memberinya rezeki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka,” (HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan al-Hakim).
5. Silaturahmi
Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaknyalah ia menyambung (tali) silaturahim.”
6. Sedekah
Sabda Nabi s.a.w.: “Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan kerana orang-orang lemah di kalangan kamu.” (Riwayat Bukhari)
7. Berbuat Kebaikan
"Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan." (QS Alqashash:84)
Nabi bersabda: Sesungguhnya Allah tdk akan zalim pd hambanya yg berbuat kebaikan.Dia akan dibalas dengan diberi rezeki di dunia dan akan dibalas dengan pahala di akhirat.(HR. Ahmad)
8. Berdagang
Dan Nabi SAW bersabda: “Berniagalah, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu ada dalam perniagaan” (Riwayat Ahmad)
9. Bangun Pagi
Fatimah (putri Rasulullah) berkata bahwa saat Rasulullah ( S.A.W.) melihatnya masih terlentang di tempat tidurnya di pagi hari, beliau (S.A.W.) mengatakan kepadanya, "Putriku, bangunlah dan saksikanlah kemurahan-hati Tuhanmu, dan janganlah menjadi seperti kebanyakan orang. Allah membagikan rezeki setiap harinya pada waktu antara mulainya subuh sampai terbitnya matahari. ( H.R. Al-Baihaqi)
Aisyah juga meceritakan sebuah hadits yang hampir sama maknanya, yang mana Rasulullah (S.A.W.) bersabda, "Bangunlah pagi-pagi untuk mencari rezekimu dan melakukan tugasmu, karena hal itu membawa berkah dan kesuksesan. (H.R. At-Tabarani)
10. Bersyukur
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS Ibrahim:7)
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
1. Taqwa
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya,” (QS ath-Thalaq: 2-3).
2. Tawakal
Nabi s.a.w. bersabda: “Seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, nescaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki, ia pagi hari lapar dan petang hari telah kenyang.” (Riwayat Ahmad, at-Tirmizi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al-Hakim dari Umar bin al-Khattab r.a.)
3. Shalat
Firman Allah dalam hadis qudsi: “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (solat Dhuha), nanti pasti akan Aku cukupkan keperluanmu pada petang harinya." (Riwayat al-Hakim dan Thabrani)
4. Istighfar
"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirim-kan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu ke-bun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai" (QS Nuh: 10-12).
“Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan, dan Allah akan memberinya rezeki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka,” (HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan al-Hakim).
5. Silaturahmi
Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaknyalah ia menyambung (tali) silaturahim.”
6. Sedekah
Sabda Nabi s.a.w.: “Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan kerana orang-orang lemah di kalangan kamu.” (Riwayat Bukhari)
7. Berbuat Kebaikan
"Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan." (QS Alqashash:84)
Nabi bersabda: Sesungguhnya Allah tdk akan zalim pd hambanya yg berbuat kebaikan.Dia akan dibalas dengan diberi rezeki di dunia dan akan dibalas dengan pahala di akhirat.(HR. Ahmad)
8. Berdagang
Dan Nabi SAW bersabda: “Berniagalah, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu ada dalam perniagaan” (Riwayat Ahmad)
9. Bangun Pagi
Fatimah (putri Rasulullah) berkata bahwa saat Rasulullah ( S.A.W.) melihatnya masih terlentang di tempat tidurnya di pagi hari, beliau (S.A.W.) mengatakan kepadanya, "Putriku, bangunlah dan saksikanlah kemurahan-hati Tuhanmu, dan janganlah menjadi seperti kebanyakan orang. Allah membagikan rezeki setiap harinya pada waktu antara mulainya subuh sampai terbitnya matahari. ( H.R. Al-Baihaqi)
Aisyah juga meceritakan sebuah hadits yang hampir sama maknanya, yang mana Rasulullah (S.A.W.) bersabda, "Bangunlah pagi-pagi untuk mencari rezekimu dan melakukan tugasmu, karena hal itu membawa berkah dan kesuksesan. (H.R. At-Tabarani)
10. Bersyukur
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS Ibrahim:7)
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Saturday, September 5, 2015
Alasan Seorang Mayit Memilih Bersedekah Jika Bisa Kembali Hidup ke Dunia
Sahabat, sedekah adalah pemberian seorang Muslim kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah lebih luas dari sekedar zakat maupun infak. Karena sedekah tidak hanya berarti mengeluarkan atau menyumbangkan harta.
Namun sedekah mencakup segala amal atau perbuatan baik. Dalam sebuah hadis digambarkan, “Memberikan senyuman kepada saudaramu adalah sedekah.”
Keutamaan sedekah :
1. Sedekah dapat menghapus dosa.
2. Orang yang bersedekah akan mendapatkan naungan di hari akhir.
3. Sedekah memberi keberkahan pada harta.
4. Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.
5. Terdapat pintu surga yang hanya dapat dimasuki oleh orang yang bersedekah.
6. Sedekah akan menjadi bukti keimanan seseorang.
7. Sedekah dapat membebaskan dari siksa kubur.
8. Sedekah dapat mencegah pedagang melakukan maksiat dalam jual-beli
9. Orang yang bersedekah merasakan dada yang lapang dan hati yang bahagia.
10. Pahala sedekah terus berkembang
11. Sedekah menjauhkan diri dari api neraka
12. Boleh iri kepada orang yang dermawan
Alasan Mayit Memilih "Bersedekah" Jika Bisa Kembali Hidup ke Dunia :
Sedekah disebut ‘burhan’ karena sedekah merupakan bukti kejujuran iman seseorang. Artinya, sedekah dan pemurah identik dengan sifat seorang mukmin, sebaliknya, kikir dan bakhil terhadap apa yang dimiliki identik dengan sifat orang munafik.
Untuk itulah, setelah Allah menceritakan sifat orang munafik, Allah sambung dengan perintah agar orang yang beriman memperbanyak sedekah.
"Infakkanlah sebagian dari apa yang Aku berikan kepada kalian, sebelum kematian mendatangi kalian, kemudian dia meng-iba: “Ya Rab, andai Engkau menunda ajalku sedikit saja, agar aku bisa bersedekah dan aku menjadi orang shaleh.” {QS. Al Munafiqun: 10}
Lantas, kenapa si mayit tidak meminta dibangkitkan agar dapat melakukan sholat atau puasa dan lain-lain?
Berkata para ulama, tidaklah seorang mayit menyebutkan "sedekah" kecuali karena dia melihat besarnya pahala dan imbas baiknya setelah dia meninggal.
Maka, perbanyaklah bersedekah, karena seorang mukmin akan berada dibawah naungan sedekahnya.
Dan, bersedekah-lah atas nama orang-orang yang sudah meninggal di antara kalian, karena sesungguhnya mereka sangat berharap kembali ke dunia untuk bisa bersedekah dan beramal shalih, maka wujudkanlah harapan mereka.
Biasakan, ajarkan anak-anak kalian untuk bersedekah, dan sedekah yg paling utama saat ini adalah menyebarkan informasi ini dengan niat sedekah.
Sebab siapa saja yg mempraktekkan pesan ini, dan mengajarkannya untuk generasi berikutnya, maka pahala-nya akan kembali kepada anda. Insha Allah.
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.co.id/
Friday, August 21, 2015
Bekal Sebelum Berangkat Haji
Sahabat, Haji secara bahasa adalah berkunjung. Adapun secara istilah adalah berkunjung ke rumah Allah (Baitullah) dengan amalan tertentu dan dalam waktu tertentu pula. Inilah yang membedakan kunjungan ke Baitullah dalam rangka haji dan umrah.
Di antara amalan yang membedakan haji dan umrah adalah melaksanakan wukuf di Arafah dan melontar tiga jumrah di Mina. Di antara waktu yang membedakan haji dan umrah adalah bahwa pelaksanaan haji hanya berlangsung pada bulan-bulan tertentu. yaitu Syawal, Dzulqaidah, dan Dzulhijah.
Allah berfirman, "(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan tertentu, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu untuk mengerjakan haji maka tidak boleh rafats (mengeluarkan kata-kata yang mengundang syahwat atau kata-kata yang tidak senonoh atau melakukan hubungan seksual), berbuat fusuk, dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.
Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya." (QS al-Baqarah [2]: 197). Dengan kata lain, pergi haji semata-mata hanya untuk mengerjakan kebaikan demi kebaikan di rumah-Nya dan sekitarnya sesuai dengan tuntunan Rasul-Nya.
Maka, kunjungan ke Baitullah dalam rangka haji itu berbeda dengan kunjungan dalam rangka umrah. Apalagi dengan kunjungan ke tempat-tempat lainnya di manapun di muka bumi. Dengan begitu, bekal yang harus dipersiapkan pun tentu berbeda.
Sudah menjadi rahasia umum, kebanyakan KBIH (kelompok bimbingan ibadah haji) di Tanah Air memberikan pembekalan tertentu kepada jamaahnya yang akan pergi haji. Namun, umumnya lebih banyak ditekankan pada pembekalan secara fisik. Misalnya, dianjurkan berolahraga secukupnya, membawa obat-obatan pribadi, dan memperbanyak minum air putih ketika sedang berada di Arab Saudi.
Persiapan fisik itu memang penting. Tetapi, jauh lebih penting persiapan nonfisik. Sebab, akan menentukan sahnya ibadah. Maka, jamaah yang tidak mengindahkan persiapan nonfisik itu dapat saja menyebabkan hajinya tertolak (mardud). Padahal, orang yang pergi haji semestinya memiliki target hajinya terkabul (makbul) bahkan mabrur/mabrurah.
Inilah target tertinggi. Lantaran Rasulullah SAW menyatakan mereka yang hajinya mabrur/ mabrurah itu dipastikan akan diganjar dengan surga. Sangat luar biasa. Pertanyaannya, apa bekal yang harus dipersiapkan sejak jauh hari sebelum pergi haji?
Pertama, niat pergi haji karena Allah semata. Maka, singkirkan segala macam niat yang justru akan menyebabkan hilangnya pahala ibadah ini. Allah berfirman, "Dan, mengerjakan haji itu (adalah) kewajiban manusia karena Allah. Yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah." (QS Ali Imran [3] : 97).
Kedua, bertekad menanggalkan kesyirikan. Maka, tanamkanlah kalimat talbiyah itu dalam dada. Bukan hanya diucapkan dalam kata-kata. Apalagi, bila sama sekali tidak tahu artinya. Ketiga, mempraktikkan ketakwaan/ketaatan kepada Allah dengan sebaik-baiknya (QS al-Baqarah [2]: 197).
Sumber : Mahmud Yunus (Republika Online)
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Di antara amalan yang membedakan haji dan umrah adalah melaksanakan wukuf di Arafah dan melontar tiga jumrah di Mina. Di antara waktu yang membedakan haji dan umrah adalah bahwa pelaksanaan haji hanya berlangsung pada bulan-bulan tertentu. yaitu Syawal, Dzulqaidah, dan Dzulhijah.
Allah berfirman, "(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan tertentu, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu untuk mengerjakan haji maka tidak boleh rafats (mengeluarkan kata-kata yang mengundang syahwat atau kata-kata yang tidak senonoh atau melakukan hubungan seksual), berbuat fusuk, dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.
Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya." (QS al-Baqarah [2]: 197). Dengan kata lain, pergi haji semata-mata hanya untuk mengerjakan kebaikan demi kebaikan di rumah-Nya dan sekitarnya sesuai dengan tuntunan Rasul-Nya.
Maka, kunjungan ke Baitullah dalam rangka haji itu berbeda dengan kunjungan dalam rangka umrah. Apalagi dengan kunjungan ke tempat-tempat lainnya di manapun di muka bumi. Dengan begitu, bekal yang harus dipersiapkan pun tentu berbeda.
Sudah menjadi rahasia umum, kebanyakan KBIH (kelompok bimbingan ibadah haji) di Tanah Air memberikan pembekalan tertentu kepada jamaahnya yang akan pergi haji. Namun, umumnya lebih banyak ditekankan pada pembekalan secara fisik. Misalnya, dianjurkan berolahraga secukupnya, membawa obat-obatan pribadi, dan memperbanyak minum air putih ketika sedang berada di Arab Saudi.
Persiapan fisik itu memang penting. Tetapi, jauh lebih penting persiapan nonfisik. Sebab, akan menentukan sahnya ibadah. Maka, jamaah yang tidak mengindahkan persiapan nonfisik itu dapat saja menyebabkan hajinya tertolak (mardud). Padahal, orang yang pergi haji semestinya memiliki target hajinya terkabul (makbul) bahkan mabrur/mabrurah.
Inilah target tertinggi. Lantaran Rasulullah SAW menyatakan mereka yang hajinya mabrur/ mabrurah itu dipastikan akan diganjar dengan surga. Sangat luar biasa. Pertanyaannya, apa bekal yang harus dipersiapkan sejak jauh hari sebelum pergi haji?
Pertama, niat pergi haji karena Allah semata. Maka, singkirkan segala macam niat yang justru akan menyebabkan hilangnya pahala ibadah ini. Allah berfirman, "Dan, mengerjakan haji itu (adalah) kewajiban manusia karena Allah. Yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah." (QS Ali Imran [3] : 97).
Kedua, bertekad menanggalkan kesyirikan. Maka, tanamkanlah kalimat talbiyah itu dalam dada. Bukan hanya diucapkan dalam kata-kata. Apalagi, bila sama sekali tidak tahu artinya. Ketiga, mempraktikkan ketakwaan/ketaatan kepada Allah dengan sebaik-baiknya (QS al-Baqarah [2]: 197).
Sumber : Mahmud Yunus (Republika Online)
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Friday, August 7, 2015
Skenario Allah itu Indah dan Akan Indah Pada Waktunya
Allah SWT. berfirman: "... Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada...". (QS. Ali Imran: 140).
Penggalan ayat suci Alquran tersebut seakan menegaskan bahwa kehidupan manusia ibarat roda yang terus berputar. Kegembiraan dan kesedihan datang silih berganti menghiasi hari-hari yang kita lalui. Sebagian dari kita merasa bahagia dengan nikmat yang sedang diterima dan sebagian lainnya dituntut untuk memperbanyak sabar dan istighfar atas musibah yang sedang menerpa.
Namun demikian, kondisi tersebut tidaklah abadi melainkan dapat berubah sesuai kehendak Sang Pencipta. Disinilah Allah SWT menggambarkan kekuasaan-Nya sekaligus mengajarkan manusia untuk selalu bersyukur dan bersabar dalam menghadapi nikmat ataupun musibah yang sedang dihadapi.
Ketidaktahuan kita selaku manusia akan gambaran masa depan, terkadang membuat diri merasa dihantui kekhawatiran yang berlebihan. Jika kita lebih dalam menyelami kitab suci Al Quran, maka sesungguhnya rasa takut dan khawatir tersebut tidak seharusnya muncul.
Allah SWT telah ‘membocorkan’ sedikit rahasia-Nya kepada manusia agar tetap tegar dalam menghadapi kehidupan. Allah SWT berfirman: “… Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu…” (QS. Ghafir: 60).Penggalan ayat suci Alquran tersebut seakan menegaskan bahwa kehidupan manusia ibarat roda yang terus berputar. Kegembiraan dan kesedihan datang silih berganti menghiasi hari-hari yang kita lalui. Sebagian dari kita merasa bahagia dengan nikmat yang sedang diterima dan sebagian lainnya dituntut untuk memperbanyak sabar dan istighfar atas musibah yang sedang menerpa.
Namun demikian, kondisi tersebut tidaklah abadi melainkan dapat berubah sesuai kehendak Sang Pencipta. Disinilah Allah SWT menggambarkan kekuasaan-Nya sekaligus mengajarkan manusia untuk selalu bersyukur dan bersabar dalam menghadapi nikmat ataupun musibah yang sedang dihadapi.
Ketidaktahuan kita selaku manusia akan gambaran masa depan, terkadang membuat diri merasa dihantui kekhawatiran yang berlebihan. Jika kita lebih dalam menyelami kitab suci Al Quran, maka sesungguhnya rasa takut dan khawatir tersebut tidak seharusnya muncul.
Doa merupakan senjata yang dimiliki oleh orang-orang yang beriman dalam menghadapi seluruh permasalahan kehidupan. Namun demikian, tidak sedikit dari kita yang tidak sabar dalam menunggu terkabulnya doa-doa yang telah dipanjatkan.
Padahal, Rasulullah SAW, telah menjelaskan dalam sebuah Hadits bahwa “Tidaklah seorang muslim yang berdoa dengan doa yang tidak mengandung dosa dan tidak untuk memutus tali kekeluargaan, kecuali Allah akan memberinya tiga kemungkinan: Doanya akan segera dikabulkan, atau akan ditunda sampai di akhirat, atau ia akan dijauhkan dari keburukan yang semisal.” (HR. Ahmad).
Subhanallah, tiga kemungkinan dalam Hadits tersebut semuanya mengandung kebaikan dan pada hakikatnya, tidak ada yang mengetahui hal terbaik bagi manusia kecuali Allah Swt. Hal ini dapat kita analogikan dengan kondisi pengamen yang sedang mencari nafkah di jalanan atau warung-warung kaki lima.
Pengamen pertama baru memetik senar gitarnya dan melantunkan satu bait dari lagu yang didendangkan, saat itu juga kita langsung memberikan selembar uang kepadanya. Sedangkan pengamen kedua, harus rela berkeringat menarik suaranya guna menyelesaikan satu buah lagu bahkan lebih dan barulah kita memberinya uang yang diharapkan.
Dalam kasus pengamen pertama terdapat dua kemungkinan:
a) kita merasa kasihan kepada sang pengamen sehingga kita mengambil sikap untuk segera membantunya, b) kita merasa terganggu dengan kebisingan yang dirasa sehingga kita memutuskan untuk segera menghentikan ketidaknyamanan tersebut.
Begitu juga dengan doa, bisa jadi Allah SWT menganggap kita sebagai hamba yang taat lagi membutuhkan serta doa yang kita panjatkan dinilai telah memenuhi adab dan syarat dikabulkannya sebuah doa, maka Allah kabulkan permintaan kita dengan segera. Akan tetapi, boleh jadi Allah Swt merasa ‘bising’ dengan permintaan-permintaan kita yang kadang bersifat memaksa.
Dalam kondisi ini, Allah SWT kabulkan doa kita dan biarkan kita terbuai dengan kenikmatan sembari tetap melanggar larangan-larangan yang telah ditetapkan. Inilah yang disebut oleh para ulama dengan istidraj.
Sedangkan pada kasus pengamen kedua, kemungkinan besar kita menikmati suara dan lantunan lagu yang dinyanyikan sehingga kita memintanya untuk menuntaskan lagu tersebut dan pada akhirnya memberikan upah dengan nominal yang lebih besar dari yang diminta.
Begitu juga dengan doa, tidak kunjung dikabulkannya doa yang kita panjatkan bukan berarti Allah SWT tidak mendengar dan menjawab doa kita tersebut, melainkan boleh jadi karena Allah Swt begitu sayang dan rindu akan munajat serta doa yang kita panjatkan di sela-sela tangis pada saat melakukan shalat malam dan ibadah-ibadah lainnya. Walhasil, Allah Swt mengabulkan doa kita lebih dari yang kita inginkan baik itu di dunia maupun di akhirat. Maka, yakinlah bahwa skenario Allah Swt itu indah.
Pada akhirnya, selaku hamba, kita dituntut untuk terus berdoa baik dalam suka maupun duka. Selain itu, kita juga tidak semestinya memaksa agar Allah Swt mengabulkan doa kita atau bahkan berburuk sangka kepada-Nya. Dalam sebuah Hadits Qudsi, Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah Swt. berfirman: Sesungguhnya Aku mengikuti sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku bersamanya apabila dia memanggil-Ku. (HR. Tirmizi).
Sumber : Republika Online
Begitu juga dengan doa, bisa jadi Allah SWT menganggap kita sebagai hamba yang taat lagi membutuhkan serta doa yang kita panjatkan dinilai telah memenuhi adab dan syarat dikabulkannya sebuah doa, maka Allah kabulkan permintaan kita dengan segera. Akan tetapi, boleh jadi Allah Swt merasa ‘bising’ dengan permintaan-permintaan kita yang kadang bersifat memaksa.
Dalam kondisi ini, Allah SWT kabulkan doa kita dan biarkan kita terbuai dengan kenikmatan sembari tetap melanggar larangan-larangan yang telah ditetapkan. Inilah yang disebut oleh para ulama dengan istidraj.
Sedangkan pada kasus pengamen kedua, kemungkinan besar kita menikmati suara dan lantunan lagu yang dinyanyikan sehingga kita memintanya untuk menuntaskan lagu tersebut dan pada akhirnya memberikan upah dengan nominal yang lebih besar dari yang diminta.
Begitu juga dengan doa, tidak kunjung dikabulkannya doa yang kita panjatkan bukan berarti Allah SWT tidak mendengar dan menjawab doa kita tersebut, melainkan boleh jadi karena Allah Swt begitu sayang dan rindu akan munajat serta doa yang kita panjatkan di sela-sela tangis pada saat melakukan shalat malam dan ibadah-ibadah lainnya. Walhasil, Allah Swt mengabulkan doa kita lebih dari yang kita inginkan baik itu di dunia maupun di akhirat. Maka, yakinlah bahwa skenario Allah Swt itu indah.
Pada akhirnya, selaku hamba, kita dituntut untuk terus berdoa baik dalam suka maupun duka. Selain itu, kita juga tidak semestinya memaksa agar Allah Swt mengabulkan doa kita atau bahkan berburuk sangka kepada-Nya. Dalam sebuah Hadits Qudsi, Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah Swt. berfirman: Sesungguhnya Aku mengikuti sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku bersamanya apabila dia memanggil-Ku. (HR. Tirmizi).
Sumber : Republika Online
Penulis : Abu Nashar Bukhari, Lc. Merupakan penerima manfaat Al -Azhar Scholarship Dompet Dhuafa lulusan dari Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. Saat ini sedang menyelesaikan tesis di program Pasca Sarjana Universitas Al-Azhar.
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Thursday, August 6, 2015
Adebayor: Yesus Bimbing Saya Menuju Islam
Sahabat, kurang lebih setelah satu bulan masuk Islam, Striker Tottenham Emanuel Adebayor menuturkan alasan dibalik hijrahnya tersebut. Ia mengungkapkan bahwa ada beberapa kesamaan antara agama Kristen dan Islam yang akhirnya menuntunnya memilih Islam.
“Yesus (Nabi Isa AS) mengajarkan bahwa hanya ada satu Tuhan dan hanya Tuhanlah yang harus disembah, seperti yang tercantum dalam Ul 6: 4, Markus 12:29. Islam pun percaya akan hal itu, seperti yang diajarkan dalam Al Qur’an: 4: 171,” jelas Adebayor seperti dikutip dari ciibroadcasting.com.
“Nabi Isa AS (Yesus) tidak makan daging babi seperti Muslim yang menganggap daging babi haram dan tidak sehat untuk makan,” tutur Adebayor.
Selain itu, Adebayor mengungkapkan bahwa ada ucapan yang tercantum dalam Al-Qur’an yang telah lama digunakan oleh Yesus (Nabi Isa). Kata-kata seperti Damai sejahtera bagi kamu, dalam Islam dikenal dengan Assalaamualaikum, dan Allah bersedia, dalam Islam adalah InshaAllah.
“Yesus (Nabi Isa AS) mencuci muka, tangan, dan kaki sebelum berdoa. Kaum Muslim melakukan hal yang sama. Mereka berwudhu sebelum Shalat. Yesus dan nabi-nabi lain dari Alkitab berdoa dengan menempelkan kepala mereka ke tanah (lihat Matius 26:39). Muslim juga melakukan hal itu sesuai dengan apa yang tercantum dalam Al Qur’an ayat 3:43,” Adebayor menegaskan.
“Jika kita melihat cara berpakaian Ibu Nabi Isa, Mariam yang mengenakan pakaian sopan dengan menutupi tubuhnya juga menggunakan jilbab. Wanita Muslim juga wajib untuk berpakaian sopan dan juga memakai jilbab,” tutur mantan pemain Afrika pada 2008 itu.
Alasan lainnya adalah kewajiban puasa yang umum antara Islam & Kristen.
“Yesus (as) dan nabi-nabi lain dari Alkitab berpuasa hingga 40 hari (lihat Keluaran 34:28, Daniel 10:. 2-6 1 Raja-raja 19: 8, dan Matius 4: 1). Muslim melakukannya juga selama bulan Ramadhan. Muslim diwajibkan untuk berpuasa penuh selama 30 hari (lihat Al Qur’an 2: 183), menambah puasa 6 hari untuk meningkatkan amal kebaikan mereka,” katanya.
Dia melanjutkan dengan mengatakan, “Yesus (as) juga disunat. Sunat adalah 1 dari 5 fitrah dalam Islam, sehingga orang-orang Muslim diwajibkan untuk disunat juga.
“Sekarang katakan siapa pengikut sejati Yesus (as)? Jelas Muslim. Sekarang saya percaya siapa sebenarnya pengikut sejati Yesus,” katanya.
Sumber : Islampos.com
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
“Yesus (Nabi Isa AS) mengajarkan bahwa hanya ada satu Tuhan dan hanya Tuhanlah yang harus disembah, seperti yang tercantum dalam Ul 6: 4, Markus 12:29. Islam pun percaya akan hal itu, seperti yang diajarkan dalam Al Qur’an: 4: 171,” jelas Adebayor seperti dikutip dari ciibroadcasting.com.
“Nabi Isa AS (Yesus) tidak makan daging babi seperti Muslim yang menganggap daging babi haram dan tidak sehat untuk makan,” tutur Adebayor.
Selain itu, Adebayor mengungkapkan bahwa ada ucapan yang tercantum dalam Al-Qur’an yang telah lama digunakan oleh Yesus (Nabi Isa). Kata-kata seperti Damai sejahtera bagi kamu, dalam Islam dikenal dengan Assalaamualaikum, dan Allah bersedia, dalam Islam adalah InshaAllah.
“Yesus (Nabi Isa AS) mencuci muka, tangan, dan kaki sebelum berdoa. Kaum Muslim melakukan hal yang sama. Mereka berwudhu sebelum Shalat. Yesus dan nabi-nabi lain dari Alkitab berdoa dengan menempelkan kepala mereka ke tanah (lihat Matius 26:39). Muslim juga melakukan hal itu sesuai dengan apa yang tercantum dalam Al Qur’an ayat 3:43,” Adebayor menegaskan.
“Jika kita melihat cara berpakaian Ibu Nabi Isa, Mariam yang mengenakan pakaian sopan dengan menutupi tubuhnya juga menggunakan jilbab. Wanita Muslim juga wajib untuk berpakaian sopan dan juga memakai jilbab,” tutur mantan pemain Afrika pada 2008 itu.
Alasan lainnya adalah kewajiban puasa yang umum antara Islam & Kristen.
“Yesus (as) dan nabi-nabi lain dari Alkitab berpuasa hingga 40 hari (lihat Keluaran 34:28, Daniel 10:. 2-6 1 Raja-raja 19: 8, dan Matius 4: 1). Muslim melakukannya juga selama bulan Ramadhan. Muslim diwajibkan untuk berpuasa penuh selama 30 hari (lihat Al Qur’an 2: 183), menambah puasa 6 hari untuk meningkatkan amal kebaikan mereka,” katanya.
Dia melanjutkan dengan mengatakan, “Yesus (as) juga disunat. Sunat adalah 1 dari 5 fitrah dalam Islam, sehingga orang-orang Muslim diwajibkan untuk disunat juga.
“Sekarang katakan siapa pengikut sejati Yesus (as)? Jelas Muslim. Sekarang saya percaya siapa sebenarnya pengikut sejati Yesus,” katanya.
Sumber : Islampos.com
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Sunday, August 2, 2015
Pekerjaan yang di Puji Rasulullah
Sahabat, setiap orang tentunya membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Termasuk Rasulullah Saw. Beliau bekerja sebagai pedagang untuk menunjang kehidupanya. Padahal beliau adalah orang yang paling dekat dengan Allah Swt. namun beliau tetap memilih untuk bekerja.
Kita mengenal banyak pekerjaan di dunia ini. Salah satunya adalah berdagang. Membeli sesuatu lalu menjualnya atau dalam sastra melayu sering dibilang jadi “saudagar”, janganlah diremehkan.
Abu Said meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah berkata, “Saudagar yang jujur dan dapat dipercaya akan dimasukkan dalam golongan para Nabi, shiddiqien, dan syuhada.”
Subhanallah, betapa Nabi begitu memuji saudagar yang jujur, sehingga beliau memasukkannya dalam golongan para Nabi. Namun, di kesempatan lain Nabi memeperingatkan bahwa pasar adalah tempat di mana kita harus berhati-hati.
Menjadi pedagang memanglah tidak mudah, apa lagi menjadi pedagang yang jujur. Rasulullah tahu benar hal ini karena ia adalah seorang pedagang.
Abdullah bin Umar adalah pedagang yang sukses. Demikian pula dengan Abu Bakar, Umar dan Utsman yang kekayaannya diperoleh dari berdagang. Mereka menginfakkan sepertiga, separuh, bahkan seluruh harta untuk Islam.
Abdurrahman bin Auf adalah sahabat Nabi yang disebutkan satu dari sepuluh sahabat Nabi yang dijamin masuk surge. Ia seorang pedagang yang sukses, dan saat berhijrah ia meninggalkan semua harta yang telah ia usahakan sekian lama. Namun saat telah di Madinah, beliau kembali menjadi seorang yang kaya raya. Saat meninggal, wasiat beliau adalah agar setiap pejuang perang Badar yang masih hidup mendapat empat ratus dinar.
Golongan orang yang masuk surga tanpa hisab adalah ulama, orang kaya yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, mujahidah yang mati syahid, dan haji mabrur. Dikisahkan, ketika dipersilahkan masuk surga terlebih dahulu, haji mabrur menolak dengan alasan harus ulama terlebih dahulu karena ia tahu hukum-hukum haji dari gurunya yang seorang ulama. Begitu pula mujahid, ia tidak akan mengetahui keutamaan jihad kalau tidak ada ulama yang mengajarkannya. Tetapi ketika ulama dipersilahkan, ia malah mempersilahkan orang kaya terlebih dahulu. Karena ia menganggap jika karena bukan bantuannya, misalnya bangunan-bangunan Islami yang dibiayai oleh orang kaya, si ulama tidak mungkin dapat berdakwah.
Kita mengenal banyak pekerjaan di dunia ini. Salah satunya adalah berdagang. Membeli sesuatu lalu menjualnya atau dalam sastra melayu sering dibilang jadi “saudagar”, janganlah diremehkan.
Abu Said meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah berkata, “Saudagar yang jujur dan dapat dipercaya akan dimasukkan dalam golongan para Nabi, shiddiqien, dan syuhada.”
Subhanallah, betapa Nabi begitu memuji saudagar yang jujur, sehingga beliau memasukkannya dalam golongan para Nabi. Namun, di kesempatan lain Nabi memeperingatkan bahwa pasar adalah tempat di mana kita harus berhati-hati.
Menjadi pedagang memanglah tidak mudah, apa lagi menjadi pedagang yang jujur. Rasulullah tahu benar hal ini karena ia adalah seorang pedagang.
Abdullah bin Umar adalah pedagang yang sukses. Demikian pula dengan Abu Bakar, Umar dan Utsman yang kekayaannya diperoleh dari berdagang. Mereka menginfakkan sepertiga, separuh, bahkan seluruh harta untuk Islam.
Abdurrahman bin Auf adalah sahabat Nabi yang disebutkan satu dari sepuluh sahabat Nabi yang dijamin masuk surge. Ia seorang pedagang yang sukses, dan saat berhijrah ia meninggalkan semua harta yang telah ia usahakan sekian lama. Namun saat telah di Madinah, beliau kembali menjadi seorang yang kaya raya. Saat meninggal, wasiat beliau adalah agar setiap pejuang perang Badar yang masih hidup mendapat empat ratus dinar.
Golongan orang yang masuk surga tanpa hisab adalah ulama, orang kaya yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, mujahidah yang mati syahid, dan haji mabrur. Dikisahkan, ketika dipersilahkan masuk surga terlebih dahulu, haji mabrur menolak dengan alasan harus ulama terlebih dahulu karena ia tahu hukum-hukum haji dari gurunya yang seorang ulama. Begitu pula mujahid, ia tidak akan mengetahui keutamaan jihad kalau tidak ada ulama yang mengajarkannya. Tetapi ketika ulama dipersilahkan, ia malah mempersilahkan orang kaya terlebih dahulu. Karena ia menganggap jika karena bukan bantuannya, misalnya bangunan-bangunan Islami yang dibiayai oleh orang kaya, si ulama tidak mungkin dapat berdakwah.
Sumber : Tangan-tangan yang dicium Rasul/Syahyuti/Pustaka Hira / www.islampos.com
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Beginilah Bagaimana Canda Rasulullah
Sahabat, Rasulullah adalah seorang pemimpin yang sangat memperhatikan urusan umat dan seluruh pasukannya. Beliau juga sangat perhatian terhadap bawahan dan keluarganya. Di samping itu beliau juga tetap memperhatikan ibadah dan wahyu yang diturunkan kepadanya. Dan banyak lagi urusan lain yang beliau perhatikan.
Meskipun sangat banyak beban dan pekerjaan yang beliau lakukan. Namun beliau tetap memberikan tempat bagi anak-anak kecil dihatinya. Beliau sering mengajak mereka bercanda dan bersenda gurau, mengambil hati mereka dan membuat mereka senang.
Abu Hurairah menceritakan, “Para sahabat bertanya kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah, apakah engkau juga bersenda gurau bersama kami?’ beliau menjawab, ‘Tentu, hanya saja aku tidak berkata kecuali yang benar.’ (HR. Ahmad)
Anas menceritakan kepada kita salah satu bentuk canda Rasulullah, ia berkata, “Rasulullah Saw pernah memanggilnya dengan sebutan, ‘Wahai pemilik dua telinga!’ (Maksudnya bergurau dengannya.’” (HR. Abu Dawud)
Rasulullah sesekali bersenda gurau dengan sahabatnya. Tentunya canda Rasulullah tidak pernah berlebihan dan selalu berkata yang benar. Salah satunya yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, ia berkata,
“Ada seorang pria dusun bernama Zahir bin Haram. Rasulullah sangat menyukainya, hanya saja tampangnya jelek. Pada suatu hari, beliau menemuinya sewaktu ia menjual barang dagangan.
Rasulullah tiba-tiba memeluknya dari belakang sehingga ia tidak dapat melihat beliau. Ia pun berkata, ‘Lepaskan aku! Siapa ini?’ Setelah menoleh, ia pun mengetahui ternyata yang memeluknya adalah Rasulullah Saw. Ia pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk merapatkan punggungnya ke dada Rasulullah.
Rasulullah lantas berkata, ‘Siapakah yang sudi membeli hamba sahaya ini?’ ia pun berkata, ‘Demi Allah, wahai Rasulullah, kalau demikian aku tidak akan laku dijual!’ Rasulullah pun membalas, ‘Justru engkau di sisi Allah sangat mahal harganya’.” (HR. Ahmad)
Sungguh merupakan akhlak yang terpuji dari baginda Nabi yang mulia dan luhur budi pekertinya. Meskipun beliau bersikap luwes terhadap keluarga dan kaumnya, namun tetap ada batasannya. Beliau tidaklah melampaui batas bila tertawa, beliau hanya tersenyum. Sebagaimana yang dituturkan Aisyah,
“Belum pernah aku melihat Rasulullah tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan anak lidah beliau. Namun beliau hanya tersenyum.” (Muttafaq’alaih).
Sumber : Sehari dikediaman Rasulullah/Abdul Malik bin Muhammad al-Qasim/Darul Haq (islampos.com)
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Meskipun sangat banyak beban dan pekerjaan yang beliau lakukan. Namun beliau tetap memberikan tempat bagi anak-anak kecil dihatinya. Beliau sering mengajak mereka bercanda dan bersenda gurau, mengambil hati mereka dan membuat mereka senang.
Abu Hurairah menceritakan, “Para sahabat bertanya kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah, apakah engkau juga bersenda gurau bersama kami?’ beliau menjawab, ‘Tentu, hanya saja aku tidak berkata kecuali yang benar.’ (HR. Ahmad)
Anas menceritakan kepada kita salah satu bentuk canda Rasulullah, ia berkata, “Rasulullah Saw pernah memanggilnya dengan sebutan, ‘Wahai pemilik dua telinga!’ (Maksudnya bergurau dengannya.’” (HR. Abu Dawud)
Rasulullah sesekali bersenda gurau dengan sahabatnya. Tentunya canda Rasulullah tidak pernah berlebihan dan selalu berkata yang benar. Salah satunya yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, ia berkata,
“Ada seorang pria dusun bernama Zahir bin Haram. Rasulullah sangat menyukainya, hanya saja tampangnya jelek. Pada suatu hari, beliau menemuinya sewaktu ia menjual barang dagangan.
Rasulullah tiba-tiba memeluknya dari belakang sehingga ia tidak dapat melihat beliau. Ia pun berkata, ‘Lepaskan aku! Siapa ini?’ Setelah menoleh, ia pun mengetahui ternyata yang memeluknya adalah Rasulullah Saw. Ia pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk merapatkan punggungnya ke dada Rasulullah.
Rasulullah lantas berkata, ‘Siapakah yang sudi membeli hamba sahaya ini?’ ia pun berkata, ‘Demi Allah, wahai Rasulullah, kalau demikian aku tidak akan laku dijual!’ Rasulullah pun membalas, ‘Justru engkau di sisi Allah sangat mahal harganya’.” (HR. Ahmad)
Sungguh merupakan akhlak yang terpuji dari baginda Nabi yang mulia dan luhur budi pekertinya. Meskipun beliau bersikap luwes terhadap keluarga dan kaumnya, namun tetap ada batasannya. Beliau tidaklah melampaui batas bila tertawa, beliau hanya tersenyum. Sebagaimana yang dituturkan Aisyah,
“Belum pernah aku melihat Rasulullah tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan anak lidah beliau. Namun beliau hanya tersenyum.” (Muttafaq’alaih).
Sumber : Sehari dikediaman Rasulullah/Abdul Malik bin Muhammad al-Qasim/Darul Haq (islampos.com)
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Friday, July 31, 2015
Perbuatan Penghancur dan Penghapus Amal Manusia
Sahabat, sebagai umat muslim kita wajib menjauhi tujuh perbuatan penghancur amal. Rosululah pernah memberitakan supaya umat muslim menjauhi perbuatan tersebut karena dapat merusak iman dan menghancurkan amal manusia. Umat muslim adalah umat yang telah dinaungi dan dirahmati oleh Allah, tetapi umat ini dapat menjadi sengsara jika mereka tidak mengindahkan untuk menjauhi perbuatan buruk yang telah ditetapkan oleh Allah.
Dalam hadist riwayat Bukhori, Rosulullah telah menjelaskan dan menyerukan kepada setiap muslim untuk menjauhi tujuh perbuatan yang dapat menghancurkan amal. 7 perbuatan dosa yang merusak amal diantaranya adalah:
1. Syirik atau menyekutukan Allah dengan yang lainnya
Larangan dosa ini tertuang dalam QS Al-Furqon ayat 23. Perbuatan ini dapat merusak amal dan dosanya tidak pernah diampuni oleh Allah. Ada dua macam syirik yaitu:
- Syirik besar
Syirik besar adalah membenarkan akan adanya sekutu Allah. Dosa ini merupakan dosa yang sangat besar dan tidak akan diampuni oleh Allah.
- Syirik kecil
Syirik kecil adalah mempercayai kekuatan selain dari Allah tetapi juga masih menyembah Allah. Contohnya adalah seorang muslim yang pergi ke dukun untuk meminta kekayaan.
2. Menggunakan sihir
Dalam hadits Nabi dijelaskan bahwa sihir merupakan perbuatan syirik karena di dalam sihir terdapat suatu kepercayaan selain kepada Allah.
3. Membunuh orang yang tidak berhak untuk dibunuh
Larangan ini terdapat dalam QS Al-Maidah ayat 32 yang menyebutkan bahwa seseorang tidak boleh membunuh sesamanya yang bukan termasuk orang yang berbuat kekacauan dan kerusakan di bumi dan orang yang bukan telah melakukan pembunuhan juga.
4. Memakan harta dari hasil riba
Rosulullah telah melaknat orang yang melakukan riba (HR. Muslim) karena perbuatan ini sangat merugikan orang lain.
5. Memakan harta yang menjadi hak anak yatim
Larangan perbuatan ini telah dicantumkan di dalam QS An-Nisa ayat 10. Anak yatim adalah anak yang tidak memiliki orang tua karena meninggal dunia, maka dari itu sebagai umat muslim kita harus mengasihi mereka bukan malah memakan harta hak mereka.
6. Kabur dari peperangan
Seseorang yang lari pada saat perang merupakan seorang yang pengecut karena dia tidak percaya dengan perlindungan Allah. Dalam QS Al-Anfal ayat 15-16 di sebutkan bahwa orang yang melarikan diri ketika berperang akan dimurkai Allah dan mendapat siksa api neraka.
7. Menuduh seorang wanita yang terjaga telah melakukan zina
Perbuatan ini merupakan fitnah yang sangat kejam. Dalam QS An-Nur ayat 4 telah dijelaskan bahwa orang yang melakukan perbuatan ini akan menerima siksaan neraka berupa delapan puluh kali cambukan.
Itulah ulasan 7 dosa penghancur amal berdasarkan hadist Nabi. Semoga Allah senantiasa menjaga kita dari ketujuh dosa tersebut.Sebagai orang yang beriman, kita harus mewaspadai 7 penghancur amal yang di sebarkan oleh syaitan. Syaitan selalu menggoda manusia untuk melakukan perbuatan yang di larang oleh Allah. Berikut beberapa cara yang dapat anda lakukan agar senantiasa terhindar dari perbuatan tersebut:
1. Mendirikan sholat lima waktu dengan khusu’
2. Melaksanakan sholat malam seperti sholat tahajjud
3. Membaca Al-Qur’an secara teratur
4. Memperbanyak amal baik
5. Mengkonsumsi makanan halal baik makanannya maupun cara memperolehnya
6. Bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah
7. Menjaga lisan, perbuatan, dan senantiasa menjunjung kejujuran
8. Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah
9. Istiqomah dalam beribadah
Demikian penjelasan tujuh perbuatan penghancur amal dan bagaimana cara mengantisipasinya, semoga kita termasuk orang-orang yang terlindung dari perbuatan tersebut. aamiin.
Mudah-mudahan bermanfaat.
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com
Kisah Inspiratif Orang Bodoh yang Sukses
Sahabat, ada 10 kisah orang bodoh di dunia yang akhirnya menjadi sukses dan mereka juga menginspirasi bagi banyak orang untuk selalu berusaha meskipun mengalami kegagalan dan keterbatasan. Berikut kisah ke-10 orang tersebut:
1. Adam Khoo
Adam Khoo adalah seorang pengusaha asal Singapura yang memiliki 4 bisnis di usia 26 tahun dan memiliki omset sekitar 20 juta dollar pertahunnya. Semenjak kecil Adam Khoo memiliki nilai akademis yang sangat buruk sehingga dia hanya bisa bersekolah di SD dan SMP terburuk di Singapura, sebab itulah dia sering dijadikan bahan olok-olokan oleh teman-temannya karena kebodohannya.
Adam Khoo mulai membangun usahanya pada usia 15 tahun dengan bisnis music box. Bisnisnya mulai berkembang, sehingga pada usia 22 tahun dia juga merambah bisnis di bidang training dan seminar. Dengan adanya bisnis ini nama Adam Khoo mulai dikenal oleh masyarakat dan penghasilannya sekarang sebesar 10.000 dollar per jam.
2. Albert Einstein
Albert Einstein adalah seorang ilmuwan yang telah menemukan teori relativitas yang sangat berpengaruh dalam kemajuan ilmu sains. Siapa sangka peraih nobel ini merupakan seorang anak yang memiliki keterlambatan dalam berbicara dan bahkan autis sejak kecil. Inilah salah satu kisah orang bodoh dan gagal jadi pintar dan sukses.
3. Aristotle Onasis
Aristotle Onasis adalah seorang milyuner dengan kisah buruk sewaktu kecil. Dibangku sekolah dia terkenal karena kenakalannya dan selalu menduduki ranking terbawah dikelasnya, sehingga banyak yang berpendapat kelak dia akan menjadi orang yang tidak berguna dan bahkan dapat menghancurkan dirinya sendiri.
4. Thomas Alva Edison
Thomas Alva Edison adalah seorang ilmuwan yang menghasilkan 1.093 temuan dan telah mendapatkan medali atas temuannya tersebut. Penemuannya yang paling terkenal adalah lampu. Sewaktu kecil, ilmuwan ini dikenal sebagai anak yang sangat bodoh dan agak tuli serta hanya mengenyam pendidikan formal selama 3 bulan saja karena dikeluarkan dari sekolah.
5. Chris Gardner
Chris Gardner adalah seorang milyuner pemilik perusahaan pialang saham yaitu Gardner Rich & Co. Milyuner ini memiliki pengalaman hidup pahit yaitu ditinggal istri, tidak punya tempat tinggal, terlilit hutang, dan bahkan tidak memiliki pendidikan yang tinggi.
6. Ludwig Van Beethoven
Ludwig Van Beethoven adalah seorang komponis terkenal yang telah menghasilkan berbagai karya diantaranya adalah 9 simfoni, 5 piano concerto, 32 sonata piano, 10 sonata biola, dan piano, dll. Ibu komponis ini mengidap penyakit sipilis sehingga saudaranya diantara 7 saudaranya mengalami tuli, buta, dan gangguan mental. Pada usia 20-an komponis ini juga telah mengalami tanda-tanda ketulian.
7. Louis Braile
10 kisah orang-orang bodoh dunia yang akhirnya sukses selanjutnya adalah Louis Braile yaitu seorang yang mengalami kebutaan akibat sympathetic yang menyerang matanya sehingga dia dapat menemukan abjad braile.
8. Abraham Lincoln
Abraham Lincoln adalah presiden ke-6 Amerika yang terkenal dengan kesuksesannya dalam penghapusan perbudakan dan menghentikan perang saudara. Ternyata dia banyak mengalami kegagalan dalam dunia politik dan akhirnya membawanya menjadi seorang presiden.
9. Bill Gates
Bill Gates bersama Paul Allen mendirikan perangkat lunak komputer yaitu Microsoft dan merupakan orang terkaya no. 1 di dunia. Dia pernah di DO dari Harvard dan pernah bekerja sebagai office boy.
10. Mark Elliot Zuckerberg
Mark Elliot Zuckerberg adalah milyader termuda pemilik situs jejaring sosial, yaitu Facebook dan diapun DO dari Harvard untuk mengembangkan Facebook.
Itulah daftar ke-10 orang-orang bodoh yang akhirnya menjadi sukses dan terkenal dipenjuru dunia karena kesuksesannya. Mudah-mudahan bermanfaat.
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
1. Adam Khoo
Adam Khoo adalah seorang pengusaha asal Singapura yang memiliki 4 bisnis di usia 26 tahun dan memiliki omset sekitar 20 juta dollar pertahunnya. Semenjak kecil Adam Khoo memiliki nilai akademis yang sangat buruk sehingga dia hanya bisa bersekolah di SD dan SMP terburuk di Singapura, sebab itulah dia sering dijadikan bahan olok-olokan oleh teman-temannya karena kebodohannya.
Adam Khoo mulai membangun usahanya pada usia 15 tahun dengan bisnis music box. Bisnisnya mulai berkembang, sehingga pada usia 22 tahun dia juga merambah bisnis di bidang training dan seminar. Dengan adanya bisnis ini nama Adam Khoo mulai dikenal oleh masyarakat dan penghasilannya sekarang sebesar 10.000 dollar per jam.
2. Albert Einstein
Albert Einstein adalah seorang ilmuwan yang telah menemukan teori relativitas yang sangat berpengaruh dalam kemajuan ilmu sains. Siapa sangka peraih nobel ini merupakan seorang anak yang memiliki keterlambatan dalam berbicara dan bahkan autis sejak kecil. Inilah salah satu kisah orang bodoh dan gagal jadi pintar dan sukses.
3. Aristotle Onasis
Aristotle Onasis adalah seorang milyuner dengan kisah buruk sewaktu kecil. Dibangku sekolah dia terkenal karena kenakalannya dan selalu menduduki ranking terbawah dikelasnya, sehingga banyak yang berpendapat kelak dia akan menjadi orang yang tidak berguna dan bahkan dapat menghancurkan dirinya sendiri.
4. Thomas Alva Edison
Thomas Alva Edison adalah seorang ilmuwan yang menghasilkan 1.093 temuan dan telah mendapatkan medali atas temuannya tersebut. Penemuannya yang paling terkenal adalah lampu. Sewaktu kecil, ilmuwan ini dikenal sebagai anak yang sangat bodoh dan agak tuli serta hanya mengenyam pendidikan formal selama 3 bulan saja karena dikeluarkan dari sekolah.
5. Chris Gardner
Chris Gardner adalah seorang milyuner pemilik perusahaan pialang saham yaitu Gardner Rich & Co. Milyuner ini memiliki pengalaman hidup pahit yaitu ditinggal istri, tidak punya tempat tinggal, terlilit hutang, dan bahkan tidak memiliki pendidikan yang tinggi.
6. Ludwig Van Beethoven
Ludwig Van Beethoven adalah seorang komponis terkenal yang telah menghasilkan berbagai karya diantaranya adalah 9 simfoni, 5 piano concerto, 32 sonata piano, 10 sonata biola, dan piano, dll. Ibu komponis ini mengidap penyakit sipilis sehingga saudaranya diantara 7 saudaranya mengalami tuli, buta, dan gangguan mental. Pada usia 20-an komponis ini juga telah mengalami tanda-tanda ketulian.
7. Louis Braile
10 kisah orang-orang bodoh dunia yang akhirnya sukses selanjutnya adalah Louis Braile yaitu seorang yang mengalami kebutaan akibat sympathetic yang menyerang matanya sehingga dia dapat menemukan abjad braile.
8. Abraham Lincoln
Abraham Lincoln adalah presiden ke-6 Amerika yang terkenal dengan kesuksesannya dalam penghapusan perbudakan dan menghentikan perang saudara. Ternyata dia banyak mengalami kegagalan dalam dunia politik dan akhirnya membawanya menjadi seorang presiden.
9. Bill Gates
Bill Gates bersama Paul Allen mendirikan perangkat lunak komputer yaitu Microsoft dan merupakan orang terkaya no. 1 di dunia. Dia pernah di DO dari Harvard dan pernah bekerja sebagai office boy.
10. Mark Elliot Zuckerberg
Mark Elliot Zuckerberg adalah milyader termuda pemilik situs jejaring sosial, yaitu Facebook dan diapun DO dari Harvard untuk mengembangkan Facebook.
Itulah daftar ke-10 orang-orang bodoh yang akhirnya menjadi sukses dan terkenal dipenjuru dunia karena kesuksesannya. Mudah-mudahan bermanfaat.
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Friday, December 20, 2013
Resep Menjaga Lisan Ala Al Ghazali (2)
Sahabat, Al-Ghazali tokoh yang juga dikenal lewat karyanya Tahafut al-Falasifah menambahkan, cara yang kelima, jauhkan sebisa mungkin perkataan yang di dalamnya terkandung unsur permusuhan, kedengkian, menyakitkan, serta menjatuhkan harga diri orang lain.
Menghargai seseorang lewat perkataan yang sopan dan santun akan sangat berdampak bagi kelanggengan silaturahim. Bahkan, berulang kali Rasul pernah mencontohkan agar tidak menghujat para sahabatnya. “Janganlah kau kecam sahabat-sahabatku.”
Untuk langkah yang keenam, Imam al-Ghazali yang terkenal dengan julukan Algazel di dunia Barat mengatakan, caranya tetap sederhana dan apa adanya dalam gaya berbicara. Tidak usah lebay. Rasulullah pernah memperingatkan tentang sejelek-jelek umatnya, salah satunya, mereka yang memperoleh kenikmatan pada pagi hari lantas banyak melebih-lebihkan pembicaraannya.
Sedangkan, langkah yang keenam, ujar tokoh yang wafat pada 505 H/ 1111 M itu, menghindari ucapan-ucapan kotor. Kata-kata kotor adalah kata-kata yang apabila diucapkan dianggap tidak sopan.
Sedangkan, kata-kata kasar adalah kata-kata yang sebaiknya tidak diucapkan karena ada kata-kata lain yang jauh lebih halus. Seorang mukmin harus bisa menyampaikan makna ingin diutarakannya dengan bahasa yang halus.
Termasuk poin keenam adalah mengekang diri untuk tidak gampang melaknat sesama. Rasulullah, seperti riwayat Bukhar dari Tsabit bin ad-Dhahak, menegaskan bahwa efek dari laknatan seorang mukmin kepada sesama, nyaris sama dengan membunuhnya.
Mudah-mudahan bermanfaat.
Sumber : Republika.co.id
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Menghargai seseorang lewat perkataan yang sopan dan santun akan sangat berdampak bagi kelanggengan silaturahim. Bahkan, berulang kali Rasul pernah mencontohkan agar tidak menghujat para sahabatnya. “Janganlah kau kecam sahabat-sahabatku.”
Untuk langkah yang keenam, Imam al-Ghazali yang terkenal dengan julukan Algazel di dunia Barat mengatakan, caranya tetap sederhana dan apa adanya dalam gaya berbicara. Tidak usah lebay. Rasulullah pernah memperingatkan tentang sejelek-jelek umatnya, salah satunya, mereka yang memperoleh kenikmatan pada pagi hari lantas banyak melebih-lebihkan pembicaraannya.
Sedangkan, langkah yang keenam, ujar tokoh yang wafat pada 505 H/ 1111 M itu, menghindari ucapan-ucapan kotor. Kata-kata kotor adalah kata-kata yang apabila diucapkan dianggap tidak sopan.
Sedangkan, kata-kata kasar adalah kata-kata yang sebaiknya tidak diucapkan karena ada kata-kata lain yang jauh lebih halus. Seorang mukmin harus bisa menyampaikan makna ingin diutarakannya dengan bahasa yang halus.
Termasuk poin keenam adalah mengekang diri untuk tidak gampang melaknat sesama. Rasulullah, seperti riwayat Bukhar dari Tsabit bin ad-Dhahak, menegaskan bahwa efek dari laknatan seorang mukmin kepada sesama, nyaris sama dengan membunuhnya.
Mudah-mudahan bermanfaat.
Sumber : Republika.co.id
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Resep menjaga Lisan Ala Al-Ghazali (1)
Sahabat, lidah memang tak bertulang, demikian ungkapan yang lazim beredar di telinga. Goresan yang disebabkan lidah sering kali lebih membekas ketimbang sayatan benda tajam sekalipun. Maka, Islam menganjurkan lebih baik diam daripada berbicara tak tentu arah, apalagi berkata keburukan.
Imam al-Ghazali, dalam magnum opusnya Ihya Ulumiddinmemaparkan sejumlah kiat agar tak mudah terpeleset lidah. Kesemua langkah itu pada hakikatnya merupakan upaya pengendalian diri untuk mengatur dan mengelola pergerekan lidah dengan baik.
Langkah pertama, ungkap sosok kelahiran Thus 1058 M/150 H itu, jauhi perbincangan yang tak penting atau sekadar hura-hura. Di antara kesalahan lidah, kala membicarakan hal-hal yang tak perlu. Rasulullah SAW pernah menegaskan, sebaik-baik keislaman seorang ialah saat ia meninggalkan perkara yang tak perlu. Termasuk, berbicara yang tidak membawa manfaat.
Suatu ketika, seperti dinukilkan Anas bin Malik RA, Rasulullah pernah mengomentari seorang sahabat yang terdiam kala sang ibu mengusap wajahnya. Sahabat itu, mengikatkan ke perut untuk menahan rasa lapar. Peristiwa itu terjadi ketika Perang Uhud. “Tidakkah engkau ketahui mengapa ia terdiam saja? Mungkin, ia tidak ingin berbicara yang tidak perlu atau ia menolak dari hal-hal yang membahayakan dirinya.”
Cara yang kedua, menurut tokoh yang bermazhab Syafi'i ini, jaga diri boros berbicara. Membicarakan apa pun dengan cara yang berlebihan pula. Biasanya, ini dilakukan untuk menarik perhatian seseorang. Padahal, topiknya sangat tidak penting dan tidak ada kaitannya dengan objek yang diajak bicara.
Tuntunan untuk tidak boros pembicaraan tersebut sesuai dengan seruan Alquran dalam surah an-Nisaa ayat ke-114. “Tidak ada kebaikan pada banyaknya suatu obrolan kecuali dalam perbincangan itu ada perintah untuk bersedekah, berbuat baik, atau perintah untuk mendamaikan sesama manusia.”
Dan ketiga, menurut figur yang pernah menjadi kanselir di Madrasah Nizhamiyah Baghdad itu, jangan sampai lidah terpancing dengan obrolan-obrolan yang berkaitan dengan perkara batil. Kerap berbicara batil bisa mengantarkan seseorang ke api neraka. Penegasan ini seperti yang diabadikan dalam Alquran.
Surah al-Muddatsir ayat 42-45 mengisahkan tentang perbincangan antara ahli surga dan penghuni neraka. Ketika penghuni neraka ditanya, apa pasal mereka masuk siksaan tersebut? “Dahulu kami tidak pernah melakukan shalat, tidak memberi makan kepada orang miskin, dan kami biasa mengobrolkan hal-hal yang batil dengan orang-orang yang membicarakannya.”
Syekh al-Ghazali yang berjuluk hujjat al-Islam mengatakan, cara yang keempat, jangan berdebat berlebihan. Debat memang berguna bagi murid yang sedang belajar. Tetapi, bagi seorang alim, debat adalah sesuatu yang harus ia hindari. Rasulullah SAW pernah bersabda: “Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan, walaupun perdebatan itu benar, Tuhan akan berikan kepadanya tempat paling tinggi di surga.”
Mudah-mudahan bermanfaat.
Sumber : Republika.co.id
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Imam al-Ghazali, dalam magnum opusnya Ihya Ulumiddinmemaparkan sejumlah kiat agar tak mudah terpeleset lidah. Kesemua langkah itu pada hakikatnya merupakan upaya pengendalian diri untuk mengatur dan mengelola pergerekan lidah dengan baik.
Langkah pertama, ungkap sosok kelahiran Thus 1058 M/150 H itu, jauhi perbincangan yang tak penting atau sekadar hura-hura. Di antara kesalahan lidah, kala membicarakan hal-hal yang tak perlu. Rasulullah SAW pernah menegaskan, sebaik-baik keislaman seorang ialah saat ia meninggalkan perkara yang tak perlu. Termasuk, berbicara yang tidak membawa manfaat.
Suatu ketika, seperti dinukilkan Anas bin Malik RA, Rasulullah pernah mengomentari seorang sahabat yang terdiam kala sang ibu mengusap wajahnya. Sahabat itu, mengikatkan ke perut untuk menahan rasa lapar. Peristiwa itu terjadi ketika Perang Uhud. “Tidakkah engkau ketahui mengapa ia terdiam saja? Mungkin, ia tidak ingin berbicara yang tidak perlu atau ia menolak dari hal-hal yang membahayakan dirinya.”
Cara yang kedua, menurut tokoh yang bermazhab Syafi'i ini, jaga diri boros berbicara. Membicarakan apa pun dengan cara yang berlebihan pula. Biasanya, ini dilakukan untuk menarik perhatian seseorang. Padahal, topiknya sangat tidak penting dan tidak ada kaitannya dengan objek yang diajak bicara.
Tuntunan untuk tidak boros pembicaraan tersebut sesuai dengan seruan Alquran dalam surah an-Nisaa ayat ke-114. “Tidak ada kebaikan pada banyaknya suatu obrolan kecuali dalam perbincangan itu ada perintah untuk bersedekah, berbuat baik, atau perintah untuk mendamaikan sesama manusia.”
Dan ketiga, menurut figur yang pernah menjadi kanselir di Madrasah Nizhamiyah Baghdad itu, jangan sampai lidah terpancing dengan obrolan-obrolan yang berkaitan dengan perkara batil. Kerap berbicara batil bisa mengantarkan seseorang ke api neraka. Penegasan ini seperti yang diabadikan dalam Alquran.
Surah al-Muddatsir ayat 42-45 mengisahkan tentang perbincangan antara ahli surga dan penghuni neraka. Ketika penghuni neraka ditanya, apa pasal mereka masuk siksaan tersebut? “Dahulu kami tidak pernah melakukan shalat, tidak memberi makan kepada orang miskin, dan kami biasa mengobrolkan hal-hal yang batil dengan orang-orang yang membicarakannya.”
Syekh al-Ghazali yang berjuluk hujjat al-Islam mengatakan, cara yang keempat, jangan berdebat berlebihan. Debat memang berguna bagi murid yang sedang belajar. Tetapi, bagi seorang alim, debat adalah sesuatu yang harus ia hindari. Rasulullah SAW pernah bersabda: “Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan, walaupun perdebatan itu benar, Tuhan akan berikan kepadanya tempat paling tinggi di surga.”
Mudah-mudahan bermanfaat.
Sumber : Republika.co.id
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Tuesday, December 17, 2013
Muallaf Mantan Dewa Gitar Islamkan 3000 Tentara Amerika
Sahabat, jika pada periode 1970-an, Anda hanya mengenal sosok Jimmy Hendrix, Brian May, atau Robert Plan dalam dunia musik rock sebagai dewa gitar, atau mungkin ketika itu Anda tengah belajar gitar, Bilal Philips juga sangat jago memainkan dawai enam senar ini.
Semasa menjadi mahasiswa di Universitas Simon Frasier, Vancouver-Kanada, Philips memainkan gitar dalam pertunjukan musik di klub-klub malam. Ketika ia tinggal di Malaysia, ia tampil di panggung-panggung dan dikenal sebagai Jimmy Hendrix-nya Sabah di Malaysia Timur.
Tapi Philips merasa kosong dalam kehidupannya. “Begitu saya menjadi seorang muslim, saya merasa tidak nyaman melakukan itu semua, dan saya memutuskan berhenti main musik secara pribadi maupun secara profesional,” paparnya.
Philips sendiri kemudian memutuskan masuk Islam pada tahun 1972. Proses masuk Islamnya pun terbilang sangat cepat, hanya enam bulan saja setelah membaca buku-buku Islam dan berdiskusi tentang Islam.
Setahun setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, Philips mendaftarkan diri ke jurusan studi Islam di Universitas Islam Madinah, Arab Saudi. Tujuannya, ia ingin memelajari Islam dari sumber asalnya, bukan dari praktik budaya.
Sambil kuliah di Saudi, Philips bekerja di departemen agama markas besar Angkatan Udara Arab Saudi di Riyadh. Saat itu sedang pecah Perang Teluk pada tahun 1991. Ia mempunyai pekerjaan utama yaitu mengajarkan agama Islam pada pasukan AS di basis-basis militer mereka di Bahrain dan di provinsi bagian timur Arab Saudi.
“Karena gambaran tentang Islam begitu terdistorsi di Amerika, setelah perang, saya dan lima orang Amerika lainnya, terlibat dalam proyek untuk menghilangkan keraguan terhadap agama Islam pada sekitar setengah juta pasukan AS yang ada di kawasan Teluk. Hasilnya, lebih dari 3.000 tentara AS akhirnya masuk Islam,” terang Philips.
Ia kemudian pergi ke Amerika untuk membantu memberikan bimbingan rohani bagi para tentara yang baru masuk Islam. Dengan bantuan organisasi “Muslim Members of the Miltary (MMM)”, ia kemudian menggelar berbagai konferensi dan kegiatan yang berhasil mendesak militer AS untuk membangun fasilitas-fasilitas mushola di seluruh basis-basis militernya. Pemerintah AS juga berkewajiban untuk meminta komunitas Muslim mengajukan kandidat ulama yang akan menjadi pembimbin rohani bagi tentara yang muslim di kemiliteran AS.
“Beberapa tentara Perang Teluk yang masuk Islam, pergi ke Bosnia untuk memberikan pelatihan pada rakyat Bosnia dan ikut berjuang bersama mereka melawan kekejaman tentara Serbia,” kata Philips.
Sebelum masuk Islam, Philips adalah seorang Kristen. Ia lahir di Jamaika pada tahun 1947. Kedua orang tuanya adalah guru, dan salah satu kakeknya adalah seorang pendeta.
Sekarang setelah menjadi Muslim, Philips mengatakan tidak punya waktu libur. “Betapa sedikit waktu yang ada, dan berapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk Islam,” pungkasnya.
Sumber : Islampos.com
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Semasa menjadi mahasiswa di Universitas Simon Frasier, Vancouver-Kanada, Philips memainkan gitar dalam pertunjukan musik di klub-klub malam. Ketika ia tinggal di Malaysia, ia tampil di panggung-panggung dan dikenal sebagai Jimmy Hendrix-nya Sabah di Malaysia Timur.
Tapi Philips merasa kosong dalam kehidupannya. “Begitu saya menjadi seorang muslim, saya merasa tidak nyaman melakukan itu semua, dan saya memutuskan berhenti main musik secara pribadi maupun secara profesional,” paparnya.
Philips sendiri kemudian memutuskan masuk Islam pada tahun 1972. Proses masuk Islamnya pun terbilang sangat cepat, hanya enam bulan saja setelah membaca buku-buku Islam dan berdiskusi tentang Islam.
Setahun setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, Philips mendaftarkan diri ke jurusan studi Islam di Universitas Islam Madinah, Arab Saudi. Tujuannya, ia ingin memelajari Islam dari sumber asalnya, bukan dari praktik budaya.
Sambil kuliah di Saudi, Philips bekerja di departemen agama markas besar Angkatan Udara Arab Saudi di Riyadh. Saat itu sedang pecah Perang Teluk pada tahun 1991. Ia mempunyai pekerjaan utama yaitu mengajarkan agama Islam pada pasukan AS di basis-basis militer mereka di Bahrain dan di provinsi bagian timur Arab Saudi.
“Karena gambaran tentang Islam begitu terdistorsi di Amerika, setelah perang, saya dan lima orang Amerika lainnya, terlibat dalam proyek untuk menghilangkan keraguan terhadap agama Islam pada sekitar setengah juta pasukan AS yang ada di kawasan Teluk. Hasilnya, lebih dari 3.000 tentara AS akhirnya masuk Islam,” terang Philips.
Ia kemudian pergi ke Amerika untuk membantu memberikan bimbingan rohani bagi para tentara yang baru masuk Islam. Dengan bantuan organisasi “Muslim Members of the Miltary (MMM)”, ia kemudian menggelar berbagai konferensi dan kegiatan yang berhasil mendesak militer AS untuk membangun fasilitas-fasilitas mushola di seluruh basis-basis militernya. Pemerintah AS juga berkewajiban untuk meminta komunitas Muslim mengajukan kandidat ulama yang akan menjadi pembimbin rohani bagi tentara yang muslim di kemiliteran AS.
“Beberapa tentara Perang Teluk yang masuk Islam, pergi ke Bosnia untuk memberikan pelatihan pada rakyat Bosnia dan ikut berjuang bersama mereka melawan kekejaman tentara Serbia,” kata Philips.
Sebelum masuk Islam, Philips adalah seorang Kristen. Ia lahir di Jamaika pada tahun 1947. Kedua orang tuanya adalah guru, dan salah satu kakeknya adalah seorang pendeta.
Sekarang setelah menjadi Muslim, Philips mengatakan tidak punya waktu libur. “Betapa sedikit waktu yang ada, dan berapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk Islam,” pungkasnya.
Sumber : Islampos.com
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Thursday, December 12, 2013
Mengapa Tidak Boleh Tidur Pagi & Sore Hari
Sahabat, hasil penelitian yang disampaikan oleh salah satu anggotanya Dr. Alyssa Cairns saat yang dipresentasikan hasil penelitian pada Associated Professional Sleep Societies di Minneapolis, hasil penelitian dari yang dilakukan oleh yang dilakukan terhadap 738 anak-anak yang berusia dua tahun ke atas menyimpulkan, anak-anak khususnya yang tidur sore terbukti sukar tidur malam dan gagal memainkan puzzle dan keterampilan organisasi. Akibat kebiasaan tidur di sore hari mereka 39 menit lebih lambat tidur malamnya daripada rekan sebaya yang tidak tidur siang/sore.
Sedangkan tidur yang paling bermanfaat adalah tidur di saat sangat diperlukan tidur (sangat ngantuk). Demikian juga, tidur di awal malam lebih bermanfaat dari pada tidur di akhir malam. Tidur di tengah siang lebih bermanfaat dari pada tidur di dua ujung siang (pagi dan sore). Apabila tidur di saat dekat dengan dua ujung siang, maka manfaatnya akan semakin berkurang dan madhorotnya semakin besar.
Apalagi tidur di waktu ‘ashar (atau sesudah sholat ‘ashar) dan tidur di awal siang, kecuali bagi yang malamnya tidak tidur. selain itu, waktu-waktu yang dimakruhkan untuk tidur adalah waktu antara sesudah sholat shubuh dan terbitnya matahari. Secara ringkas, tidur yang standar dan yang paling bermanfaat adalah tidur selama setengah malam yang pertama dan seperenam yang terakhir, yang kira-kira lamanya sekitar delapan jam.
Inilah tidur yang standar menurut para dokter. Kurang dan lebihnya waktu tidur dari delapan jam akan menimbulkan ketidak seimbangan pada badan. Tidur menjadi sesuatu yang esensi dalam kehidupan kita. Karena dengan tidur, kita menjadi segar kembali. Tubuh yang lelah, urat-urat yang mengerut, dan otot-otot yang dipakai beraktivitas seharian, bisa meremaja lagi dengan melakukan tidur. Tidur menjadi sesuatu yang esensi dalam kehidupan kita. Karena dengan tidur, kita menjadi segar kembali.
Tubuh yang lelah, urat-urat yang mengerut, dan otot-otot yang dipakai beraktivitas seharian, bisa meremaja lagi dengan melakukan tidur. Ada dua waktu tidur yang dianjurkan oleh Rasulullah untuk tidak dilakukan.
1. Tidur di Pagi Hari Setelah Shalat Shubuh“Termasuk hal yang makruh bagi mereka – yaitu orang shalih – adalah tidur antara shalat shubuh dengan terbitnya matahari, karena waktu itu adalah waktu yang sangat berharga sekali. Terdapat kebiasaan yang menarik dan agung sekali mengenai pemanfaatan waktu tersebut dari orang- orang shalih, sampai-sampai walaupun mereka berjalan sepanjang malam mereka tidak toleransi untuk istirahat pada waktu tersebut hingga matahari terbit.
Karena ia adalah awal hari dan sekaligus sebagai kuncinya. Ia merupakan waktu turunnya rizki, adanya pembagian, turunnya keberkahan, dan darinya hari itu bergulir dan mengembalikan segala kejadian hari itu atas kejadian saat yang mahal tersebut. Maka seyogyanya tidurnya pada saat seperti itu seperti tidurnya orang yang terpaksa” (Madaarijus-Saalikiin 1/459).
2. Tidur Sebelum Shalat IsyaDiriwayatkan dari Abu Barzah radlyallaahu ‘anhu : ”Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam membenci tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya” (HR. Bukhari 568 dan Muslim 647).Beberapa ulama menjelaskan, sebab dibenci tidur malam sebelum isya’ adalah memungkinkan ditinggalkannya sholat isya’ pada waktunya. Akibat terlalu banyak tidur
1. banyak tidur akan mematikan hati.
2. Memberatkan badan.
3. Menghilangkan manfaat waktu.
4. Menimbulkan kemalasan.
5. Dan banyak tidur ini hukumnya sangat makruh.
6. Banyak tidur juga akan membahayakan badan dan tidak bermanfaat bagi badan.
Mudah-mudahan bermanfaat.
Dari berbagai sumber
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Sedangkan tidur yang paling bermanfaat adalah tidur di saat sangat diperlukan tidur (sangat ngantuk). Demikian juga, tidur di awal malam lebih bermanfaat dari pada tidur di akhir malam. Tidur di tengah siang lebih bermanfaat dari pada tidur di dua ujung siang (pagi dan sore). Apabila tidur di saat dekat dengan dua ujung siang, maka manfaatnya akan semakin berkurang dan madhorotnya semakin besar.
Apalagi tidur di waktu ‘ashar (atau sesudah sholat ‘ashar) dan tidur di awal siang, kecuali bagi yang malamnya tidak tidur. selain itu, waktu-waktu yang dimakruhkan untuk tidur adalah waktu antara sesudah sholat shubuh dan terbitnya matahari. Secara ringkas, tidur yang standar dan yang paling bermanfaat adalah tidur selama setengah malam yang pertama dan seperenam yang terakhir, yang kira-kira lamanya sekitar delapan jam.
Inilah tidur yang standar menurut para dokter. Kurang dan lebihnya waktu tidur dari delapan jam akan menimbulkan ketidak seimbangan pada badan. Tidur menjadi sesuatu yang esensi dalam kehidupan kita. Karena dengan tidur, kita menjadi segar kembali. Tubuh yang lelah, urat-urat yang mengerut, dan otot-otot yang dipakai beraktivitas seharian, bisa meremaja lagi dengan melakukan tidur. Tidur menjadi sesuatu yang esensi dalam kehidupan kita. Karena dengan tidur, kita menjadi segar kembali.
Tubuh yang lelah, urat-urat yang mengerut, dan otot-otot yang dipakai beraktivitas seharian, bisa meremaja lagi dengan melakukan tidur. Ada dua waktu tidur yang dianjurkan oleh Rasulullah untuk tidak dilakukan.
1. Tidur di Pagi Hari Setelah Shalat Shubuh“Termasuk hal yang makruh bagi mereka – yaitu orang shalih – adalah tidur antara shalat shubuh dengan terbitnya matahari, karena waktu itu adalah waktu yang sangat berharga sekali. Terdapat kebiasaan yang menarik dan agung sekali mengenai pemanfaatan waktu tersebut dari orang- orang shalih, sampai-sampai walaupun mereka berjalan sepanjang malam mereka tidak toleransi untuk istirahat pada waktu tersebut hingga matahari terbit.
Karena ia adalah awal hari dan sekaligus sebagai kuncinya. Ia merupakan waktu turunnya rizki, adanya pembagian, turunnya keberkahan, dan darinya hari itu bergulir dan mengembalikan segala kejadian hari itu atas kejadian saat yang mahal tersebut. Maka seyogyanya tidurnya pada saat seperti itu seperti tidurnya orang yang terpaksa” (Madaarijus-Saalikiin 1/459).
2. Tidur Sebelum Shalat IsyaDiriwayatkan dari Abu Barzah radlyallaahu ‘anhu : ”Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam membenci tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya” (HR. Bukhari 568 dan Muslim 647).Beberapa ulama menjelaskan, sebab dibenci tidur malam sebelum isya’ adalah memungkinkan ditinggalkannya sholat isya’ pada waktunya. Akibat terlalu banyak tidur
1. banyak tidur akan mematikan hati.
2. Memberatkan badan.
3. Menghilangkan manfaat waktu.
4. Menimbulkan kemalasan.
5. Dan banyak tidur ini hukumnya sangat makruh.
6. Banyak tidur juga akan membahayakan badan dan tidak bermanfaat bagi badan.
Mudah-mudahan bermanfaat.
Dari berbagai sumber
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Ketika Seorang Menteri Mengontrak Rumah
Sahabat, di dalam gang sempit itu, berkelok dari jalan utama, menyelusup gang-gang padat rumah di Jatinegara terdapat sebuah rumah mungil dengan satu ruang besar. Begitu pintu dibuka, akan ada koper-koper berkumpul di sudut rumah dan kasur-kasu digulung di sudut lainnya ruang besar itu. Di sanalah tempat tidur Haji Agus Salim (Menteri Luar Negeri RI) bersama istri dan anak-anaknya.
Dikontrakkan yang lain, Agus Salim, kira-kira enam bulan sekali mengubah letak meja kursi, lemari sampai tempat tidur rumahnya. Kadang-kadang kamar makan ditukarnya dengan kamar tidur. Haji Agus Salim berpendapat bahwa dengan berbuat demikian ia merasa mengubah lingkungan, yang manusia sewaktu-waktu perlukan tanpa pindah tempat atau rumah atau pergi istirahat di lain kota atau negeri.
Begitulah seperti dikisahkan Mr. Roem, murid dari H. Agus Salim yang juga tokoh Masyumi ini. Anies Baswedan dalam ‘Agus Salim: Kesederhanaan, Keteladanan yang Menggerakan’ menyebutkan bahwa H. Agus Salim hidup sebagai Menteri dengan pola ‘nomaden’ atau pindah kontrakkan ke kontrakkan lain.
Dari satu gang ke gang lain. Berkali-kali Agus Salim pindah rumah bersama keluarganya. “Selama hidupnya dia selalu melarat dan miskin,” kata Profesor Willem “Wim” Schermerhorn. Wim menjadi ketua delegasi Belanda dalam perundingan Linggarjati. (Majalah Tempo Edisi Khusus Agus Salim)
Pernah, pada salah satu kontrakkan tersebut, toiletnya rusak. Setiap Agus Salim menyiram WC, air dari dalam meluap. Sang istri pun menangis sejadi-jadinya, karena baunya yang meluber dan air yang meleber. Zainatun Nahar istrinya,tak kuat lagi menahan jijik sehingga ia muntah-muntah. Agus Salim akhirnya melarang istrinya membuang kakus di WC dan ia sendiri yang membuang kotoran istirnya menggunakan pispot.
Kasman Singodimedjo (tokoh Muhammadiyah dan Masyumi Ketua KNIP Pertama), dalam ‘Hidup Itu Berjuang’ mengutip perkataan mentornya yang paling terkenal: “leiden is lijden” (memimpin itu menderita) kata Agus Salim. Lihatlah bagaimana tak ada sumpah serapah meminta kenaikan jabatan, tunjangan rumah dinas, tunjangan kendaraan, tunjangan kebersihan WC, tunjangan dinas ke luar negeri untuk pelesiran, dll.
Saat salah satu anak Salim wafat ia bahkan tak punya uang untuk membeli kain kafan. Salim membungkus jenazah anaknya dengan taplak meja dan kelambu. Ia menolak pemberian kain kafan baru. “Orang yang masih hidup lebih berhak memakai kain baru,” kata Salim. “Untuk yang mati, cukuplah kain itu.”
Dalam Buku ‘Seratus Tahun Agus Salim’ Kustiniyati Mochtar menulis, “Tak jarang mereka kekurangan uang belanja.” Ya, seorang diplomat ulung, menteri, pendiri Bangsa yang mewakafkan dirinya untuk mengabdi kepada Allah, bahwa memimpin itu adalah ibadah.
Seorang yang memilih jalan becek dan sunyi, berjalan kaki dengan tongkatnya dibanding gemerlap karpet merah dan mobil Land Cruiser, Alphard, dan gemerlap jantung kota lainnya. Kita tentu rindu sosok seperti mereka, bukan tentang melaratnya mereka, tapi tentang ruang kesederhanaan yang mengisi kekosongan nurani rakyat.
Ketika Wapres Mohammad Hata tak mampu membeli sepatu impiannya hingga akhir hayat. Ketika Perdana Menteri Natsir menggunakan jas tambal, mengayuh sepeda ontel ke rumah kontrakkanya. Ketika Menteri keuangan Pak Syafrudin yang tak mampu membeli popok untuk anaknya. Semoga Allah hadirkan mereka, sebuah keteladanan yang mulai memudar di tengah gemerlap karpet merah Istana dan Senayan.
Ceritanya sangat inspiratif, terima kasih buat penulisnya. Mudah-mudahan bermanfaat buat semua.
Sumber : Rizki Lesus, Penggiat Jejak Islam untuk Bangsa (islampos.com)
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Dikontrakkan yang lain, Agus Salim, kira-kira enam bulan sekali mengubah letak meja kursi, lemari sampai tempat tidur rumahnya. Kadang-kadang kamar makan ditukarnya dengan kamar tidur. Haji Agus Salim berpendapat bahwa dengan berbuat demikian ia merasa mengubah lingkungan, yang manusia sewaktu-waktu perlukan tanpa pindah tempat atau rumah atau pergi istirahat di lain kota atau negeri.
Begitulah seperti dikisahkan Mr. Roem, murid dari H. Agus Salim yang juga tokoh Masyumi ini. Anies Baswedan dalam ‘Agus Salim: Kesederhanaan, Keteladanan yang Menggerakan’ menyebutkan bahwa H. Agus Salim hidup sebagai Menteri dengan pola ‘nomaden’ atau pindah kontrakkan ke kontrakkan lain.
Dari satu gang ke gang lain. Berkali-kali Agus Salim pindah rumah bersama keluarganya. “Selama hidupnya dia selalu melarat dan miskin,” kata Profesor Willem “Wim” Schermerhorn. Wim menjadi ketua delegasi Belanda dalam perundingan Linggarjati. (Majalah Tempo Edisi Khusus Agus Salim)
Pernah, pada salah satu kontrakkan tersebut, toiletnya rusak. Setiap Agus Salim menyiram WC, air dari dalam meluap. Sang istri pun menangis sejadi-jadinya, karena baunya yang meluber dan air yang meleber. Zainatun Nahar istrinya,tak kuat lagi menahan jijik sehingga ia muntah-muntah. Agus Salim akhirnya melarang istrinya membuang kakus di WC dan ia sendiri yang membuang kotoran istirnya menggunakan pispot.
Kasman Singodimedjo (tokoh Muhammadiyah dan Masyumi Ketua KNIP Pertama), dalam ‘Hidup Itu Berjuang’ mengutip perkataan mentornya yang paling terkenal: “leiden is lijden” (memimpin itu menderita) kata Agus Salim. Lihatlah bagaimana tak ada sumpah serapah meminta kenaikan jabatan, tunjangan rumah dinas, tunjangan kendaraan, tunjangan kebersihan WC, tunjangan dinas ke luar negeri untuk pelesiran, dll.
Saat salah satu anak Salim wafat ia bahkan tak punya uang untuk membeli kain kafan. Salim membungkus jenazah anaknya dengan taplak meja dan kelambu. Ia menolak pemberian kain kafan baru. “Orang yang masih hidup lebih berhak memakai kain baru,” kata Salim. “Untuk yang mati, cukuplah kain itu.”
Dalam Buku ‘Seratus Tahun Agus Salim’ Kustiniyati Mochtar menulis, “Tak jarang mereka kekurangan uang belanja.” Ya, seorang diplomat ulung, menteri, pendiri Bangsa yang mewakafkan dirinya untuk mengabdi kepada Allah, bahwa memimpin itu adalah ibadah.
Seorang yang memilih jalan becek dan sunyi, berjalan kaki dengan tongkatnya dibanding gemerlap karpet merah dan mobil Land Cruiser, Alphard, dan gemerlap jantung kota lainnya. Kita tentu rindu sosok seperti mereka, bukan tentang melaratnya mereka, tapi tentang ruang kesederhanaan yang mengisi kekosongan nurani rakyat.
Ketika Wapres Mohammad Hata tak mampu membeli sepatu impiannya hingga akhir hayat. Ketika Perdana Menteri Natsir menggunakan jas tambal, mengayuh sepeda ontel ke rumah kontrakkanya. Ketika Menteri keuangan Pak Syafrudin yang tak mampu membeli popok untuk anaknya. Semoga Allah hadirkan mereka, sebuah keteladanan yang mulai memudar di tengah gemerlap karpet merah Istana dan Senayan.
Ceritanya sangat inspiratif, terima kasih buat penulisnya. Mudah-mudahan bermanfaat buat semua.
Sumber : Rizki Lesus, Penggiat Jejak Islam untuk Bangsa (islampos.com)
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Thursday, December 5, 2013
Kenapa Rasulullah Melarang Mencabut Uban?
Sahabat, selalu ada yang tak pernah terpikirkan oleh akal biasa kita sebagai manusia yang hidup di zaman penuh teknologi kita menyangkut hampir semua perintah Rasulullah yang menyangkut ilmu pengerahuan. Misalnya saja, larangan seorang Muslim yang tidak boleh minum sambil berdiri. Atau harus tidak dengan posisi tertentu. Begitu juga dengan keajaiban yang tersimpan di setiap helai rambut yang sudah memutih, alias uban.
Hadits dari ‘Abdullah bin ‘Umar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Uban adalah cahaya bagi seorang mukmin. Tidaklah seseorang beruban—walaupun sehelai—dalam Islam melainkan setiap ubannya akan dihitung sebagai suatu kebaikan dan akan meninggikan derajatnya,” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Muhammad bin Hibban At Tamimi rahimahullah, yang lebih dikenal dengan Ibnu Hibban, dalam kitab Shahihnya menyebutkan pembahasan “Hadits yang menceritakan bahwa Allah akan mencatat kebaikan dan menghapuskan kesalahan serta akan meninggikan derajat seorang muslim karena uban yang dia jaga di dunia.”
Lalu Ibnu Hibban membawakan hadits berikut. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah mencabut uban karena uban adalah cahaya pada hari kiamat nanti. Siapa saja yang beruban dalam Islam walaupun sehelai, maka dengan uban itu akan dicatat baginya satu kebaikan, dengan uban itu akan dihapuskan satu kesalahan, juga dengannya akan ditinggikan satu derajat,” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Nah, di tahun 2012, Ismael Galvan Galvan dari Museo Nacional de Ciencias Naturales, Spanyol melakukan studi, tentang uban. Dari hasil para peneliti itu, ternyata uban merupakan tanda Anda akan memiliki hidup panjang dan sehat. Namun kabar buruk bagi Anda yang memiliki rambut merah, karena ini terkait tingkat yang lebih tinggi untuk mengidap kanker.
“Pada manusia, melanin kulit, rambut dan bulu merupakan jenis yang sama. Hal ini membatasi pengetahuan pada konsekuensi fisiologi pigmentasi,” kata Galvan.
Uban menandakan absennya melanin. Artinya, uban merupakan tanda hidup yang sehat.
“Jauh dari tanda terkait penuaan, uban mengindikasikan kondisi yang baik,” pungkasnya. Jadi, Anda sudah berubah? Subhanallah…
Mudah-mudahan bisa menjadi renungan buat kita semua.
Sumber : Islampos.com
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Hadits dari ‘Abdullah bin ‘Umar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Uban adalah cahaya bagi seorang mukmin. Tidaklah seseorang beruban—walaupun sehelai—dalam Islam melainkan setiap ubannya akan dihitung sebagai suatu kebaikan dan akan meninggikan derajatnya,” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Muhammad bin Hibban At Tamimi rahimahullah, yang lebih dikenal dengan Ibnu Hibban, dalam kitab Shahihnya menyebutkan pembahasan “Hadits yang menceritakan bahwa Allah akan mencatat kebaikan dan menghapuskan kesalahan serta akan meninggikan derajat seorang muslim karena uban yang dia jaga di dunia.”
Lalu Ibnu Hibban membawakan hadits berikut. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah mencabut uban karena uban adalah cahaya pada hari kiamat nanti. Siapa saja yang beruban dalam Islam walaupun sehelai, maka dengan uban itu akan dicatat baginya satu kebaikan, dengan uban itu akan dihapuskan satu kesalahan, juga dengannya akan ditinggikan satu derajat,” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Nah, di tahun 2012, Ismael Galvan Galvan dari Museo Nacional de Ciencias Naturales, Spanyol melakukan studi, tentang uban. Dari hasil para peneliti itu, ternyata uban merupakan tanda Anda akan memiliki hidup panjang dan sehat. Namun kabar buruk bagi Anda yang memiliki rambut merah, karena ini terkait tingkat yang lebih tinggi untuk mengidap kanker.
“Pada manusia, melanin kulit, rambut dan bulu merupakan jenis yang sama. Hal ini membatasi pengetahuan pada konsekuensi fisiologi pigmentasi,” kata Galvan.
Uban menandakan absennya melanin. Artinya, uban merupakan tanda hidup yang sehat.
“Jauh dari tanda terkait penuaan, uban mengindikasikan kondisi yang baik,” pungkasnya. Jadi, Anda sudah berubah? Subhanallah…
Mudah-mudahan bisa menjadi renungan buat kita semua.
Sumber : Islampos.com
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Saturday, November 30, 2013
Kenapa Malu Ungkapkan Cinta ?
Sahabat, “Apabila seseorang mencintai saudaranya, maka hendaklah ia mengatakan rasa cintanya kepadanya.” (HR. Abu Dawud & Tirmidzi)
Dalam sebuah pertemuan dalam kajian tentang interaksi suami-istri, ditemukan sejumlah fakta (kata pembicara) : tidak sedikit (atau masih banyak) suami istri yang kurang ekspresif dalam menyatakan perasaannya kepada pasangannya.
Walaupun, setiap mereka, kalau ditanya apakah mereka mencintai pasangannya, jawabannya is absolutly yes!
Penyebab ketidakekspresifan tersebut adalah “malu”. Bahkan tidak sedikit yang mengatakan, “Kenapa saya harus bilang pada pasangan saya? Enggak usah bilang juga pasti dia tau kok kalo saya mencintainya.”
Dari banyak bacaan tentang komunikasi efektif, memahami perasaan pasangan, tentang bagaimana si Mars dan si Venus yang masing-masing berbeda dan bagaimana menyelaminya… ternyata jelas… istri itu ingin didengarkan isi hatinya, dan ingin mendengarkan isi hati pasangannya… dan katanya suami itu ingin dihargai, dan melindungi pasangannya…
Kebanyakan buku-buku yang menjadi referensi untuk masalah cinta dan permasalahannya (bagi suami-istri) penulisnya adalah orang barat yang nota bene (kebanyakan lho.. berarti tidak semua) non-muslim bahkan mungkin atheis.
Ilmu tersebut bisa jadi didapat dari pengalaman pribadi dia atau klien yang dia hadapi, juga berdasarkan penelitian yang dia lakukan bertahun-tahun… kemudian terbukti lalu mereka amalkan. Maka begitulah kita lihat bagaimana mereka begitu ekspresif dalam mengungkapkan rasa cinta mereka pada pasangannya, pada anak-anaknya…
Mereka bilang “i love you, darling, honey…”dalam percakapan harian mereka ketika mereka berinteraksi dengan orang-orang yang mereka cintai. Di manapun mereka berada.
Ya budaya, akhirnya kita mengenal hal tersebut adalah budaya mereka, budaya orang-orang barat…
Maka karena kita indonesianische yang berbudaya timur yang “kemalu-maluan” kita anggap hal tersebut tidak etis, tidak sopan.
Karena kita sudah menjadi “istri”, “suami”, “ayah”, “ibu”… maka kita udah enggak pantes ngomong begitu… “kayak anak remaja saja”
Ya, coba aja kita liat para remaja yang berpacaran, mereka akan mengekspresikan cintanya pada pacarnya dengan “berhoney-honey” kalo menyapa pacarnya. Karena mereka pikir… itu kata ajaib yang bisa mengikat cinta mereka. Dan… gaya! Modern dong… jangan malu-malu… kuno!
Padahal, beribu-ribu tahun yang lalu Rasulullah saw telah mengatakan, kepada kita untuk ekspresif dalam mengungkapkan perasaan kita. Jika kita mencintai, menyayangi saudara kita, “…hendaklah ia mengatakan rasa cintanya kepadanya”
Dalam hadits lain:
“Dari Anas, seseorang berada di sisi Rasulullah SAW, lalu salah seorang sahabat melewatinya. Orang yang berada di sisi Rasulullah SAW tersebut mengatakan, “Aku mencintai dia ya RAsulullah”, lalu Nabi bersabda, “Apakah kamu sudah memberitahukan dia? Orang itu menjawab: “Belum”. Kemudian Rasulullah SAW menjawab, “Beritahukan kepadanya”. Lalu orang tersebut memberitahukannya dan berkata: “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah Kemudianorang yang dicintai itu menjawab: “Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya”. (HR Abu Dawud)
Kepada saudara saja kita disunnahkan untuk mengatakannya (sebagai salah satu cara untuk mempererat ruh dalam berukhuwwah), apalagi seorang suami/istri kepada pasangannya yang lebih dari “sekadar” saudara seiman.
Mengapa kita harus malu mengatakannya, sementara Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk mengatakannya. Katakanlah hal tersebut sebagai hak pasangan kita. Tentu suami/istri akan merasa dirinya lebih bermakna jika kita memanggilnya dengan sayang… di manapun kita berada. Tidak ada larangan suami/istri menyapa dengan sebutan yang mesra di hadapan orang lain.
Orang yang hubungannya belum halal saja (berpacaran) berani… mengapa kita malu, padahal kita ungkapkan kepada suami/istri kita yang sudah halal. Jangankan bilang “sayang” lebih dari itupun malah jadi bernilai ibadah.
Kenapa harus malu menyapa sayang untuk suami/istri sendiri… Rasa malu itu harus muncul jika kita melakukan kemaksiyatan. Ungkapkanlah rasa sayang dan cinta dengan penuh rasa bangga… hal tersebut adalah salah satu ladang ibadah kita. Ladang ibadah suami kepada istrinya dan sebaliknya.
Ekspresi dalam mengungkapkan rasa cinta adalah budaya Islam. Perintah Allah dan Rasul-Nya.
Mencintai dan ingin dicintai adalah fitrah yang Allah berikan kepada hambaNya…
Jadi mengapa kita malu mengatakannya pada pasangan kita?
Wallahu a’lam bish shawwab
Mudah-mudahan bermanfaat dan menjadi renungan buat kita semua.
Sumber : Ike Trilitadewi (Eramuslim.com)
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Dalam sebuah pertemuan dalam kajian tentang interaksi suami-istri, ditemukan sejumlah fakta (kata pembicara) : tidak sedikit (atau masih banyak) suami istri yang kurang ekspresif dalam menyatakan perasaannya kepada pasangannya.
Walaupun, setiap mereka, kalau ditanya apakah mereka mencintai pasangannya, jawabannya is absolutly yes!
Penyebab ketidakekspresifan tersebut adalah “malu”. Bahkan tidak sedikit yang mengatakan, “Kenapa saya harus bilang pada pasangan saya? Enggak usah bilang juga pasti dia tau kok kalo saya mencintainya.”
Dari banyak bacaan tentang komunikasi efektif, memahami perasaan pasangan, tentang bagaimana si Mars dan si Venus yang masing-masing berbeda dan bagaimana menyelaminya… ternyata jelas… istri itu ingin didengarkan isi hatinya, dan ingin mendengarkan isi hati pasangannya… dan katanya suami itu ingin dihargai, dan melindungi pasangannya…
Kebanyakan buku-buku yang menjadi referensi untuk masalah cinta dan permasalahannya (bagi suami-istri) penulisnya adalah orang barat yang nota bene (kebanyakan lho.. berarti tidak semua) non-muslim bahkan mungkin atheis.
Ilmu tersebut bisa jadi didapat dari pengalaman pribadi dia atau klien yang dia hadapi, juga berdasarkan penelitian yang dia lakukan bertahun-tahun… kemudian terbukti lalu mereka amalkan. Maka begitulah kita lihat bagaimana mereka begitu ekspresif dalam mengungkapkan rasa cinta mereka pada pasangannya, pada anak-anaknya…
Mereka bilang “i love you, darling, honey…”dalam percakapan harian mereka ketika mereka berinteraksi dengan orang-orang yang mereka cintai. Di manapun mereka berada.
Ya budaya, akhirnya kita mengenal hal tersebut adalah budaya mereka, budaya orang-orang barat…
Maka karena kita indonesianische yang berbudaya timur yang “kemalu-maluan” kita anggap hal tersebut tidak etis, tidak sopan.
Karena kita sudah menjadi “istri”, “suami”, “ayah”, “ibu”… maka kita udah enggak pantes ngomong begitu… “kayak anak remaja saja”
Ya, coba aja kita liat para remaja yang berpacaran, mereka akan mengekspresikan cintanya pada pacarnya dengan “berhoney-honey” kalo menyapa pacarnya. Karena mereka pikir… itu kata ajaib yang bisa mengikat cinta mereka. Dan… gaya! Modern dong… jangan malu-malu… kuno!
Padahal, beribu-ribu tahun yang lalu Rasulullah saw telah mengatakan, kepada kita untuk ekspresif dalam mengungkapkan perasaan kita. Jika kita mencintai, menyayangi saudara kita, “…hendaklah ia mengatakan rasa cintanya kepadanya”
Dalam hadits lain:
“Dari Anas, seseorang berada di sisi Rasulullah SAW, lalu salah seorang sahabat melewatinya. Orang yang berada di sisi Rasulullah SAW tersebut mengatakan, “Aku mencintai dia ya RAsulullah”, lalu Nabi bersabda, “Apakah kamu sudah memberitahukan dia? Orang itu menjawab: “Belum”. Kemudian Rasulullah SAW menjawab, “Beritahukan kepadanya”. Lalu orang tersebut memberitahukannya dan berkata: “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah Kemudianorang yang dicintai itu menjawab: “Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya”. (HR Abu Dawud)
Kepada saudara saja kita disunnahkan untuk mengatakannya (sebagai salah satu cara untuk mempererat ruh dalam berukhuwwah), apalagi seorang suami/istri kepada pasangannya yang lebih dari “sekadar” saudara seiman.
Mengapa kita harus malu mengatakannya, sementara Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk mengatakannya. Katakanlah hal tersebut sebagai hak pasangan kita. Tentu suami/istri akan merasa dirinya lebih bermakna jika kita memanggilnya dengan sayang… di manapun kita berada. Tidak ada larangan suami/istri menyapa dengan sebutan yang mesra di hadapan orang lain.
Orang yang hubungannya belum halal saja (berpacaran) berani… mengapa kita malu, padahal kita ungkapkan kepada suami/istri kita yang sudah halal. Jangankan bilang “sayang” lebih dari itupun malah jadi bernilai ibadah.
Kenapa harus malu menyapa sayang untuk suami/istri sendiri… Rasa malu itu harus muncul jika kita melakukan kemaksiyatan. Ungkapkanlah rasa sayang dan cinta dengan penuh rasa bangga… hal tersebut adalah salah satu ladang ibadah kita. Ladang ibadah suami kepada istrinya dan sebaliknya.
Ekspresi dalam mengungkapkan rasa cinta adalah budaya Islam. Perintah Allah dan Rasul-Nya.
Mencintai dan ingin dicintai adalah fitrah yang Allah berikan kepada hambaNya…
Jadi mengapa kita malu mengatakannya pada pasangan kita?
Wallahu a’lam bish shawwab
Mudah-mudahan bermanfaat dan menjadi renungan buat kita semua.
Sumber : Ike Trilitadewi (Eramuslim.com)
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Tuesday, November 5, 2013
Orang Terakhir Yang masuk Surga
Surga nanti adalah tempat kembali yang menyenangkan, diberikan kepada hamba yang beriman, serta tempat berkumpul orang-orang yang banyak beramal saleh. Keluarga juga akan ber-reuni di surga.
“(Yaitu) Surga ‘Adn mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari bapak ibu dan nenek moyangnya, suami-istrinya, serta anak cucu dan keturunannya. Dan para Malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu. (Sambil mengucapkan), “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu”. Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu. (QS AR Ra’du 23-24.)
Sementara itu neraka adalah tempat yang buruk. “Dan orang-orang yang melanggar janji kepada Allah setelah diikrarkan, dan memutuskan apa yang diprerintahkan Allah untuk disambungkan, dan berbuat kerusakan di muka bumi, mereka memperoleh kutukan dan tempat kediaman yang buruk (Neraka Jahannam)” (QS Ar Ra’du 25).
Seorang ahli zuhud kenamaan Ibnu as Sammak mengunjungi saudaranya yang ingin meminta nasihat kepadanya. “Wahai Ibnu as Sammak, kedudukan nasihat bagi telinga ibarat tabib bagi orang sakit, maka siramilah aku sedikit saja dengan nasehatmu”.
Dengan suara datar Ibnu as Saammak kemudian berkata, “Tidakkah engkau khawatir jika kesalahan-kesalahanmu tidak akan dihapus dan dosa-dosamu tidak diampuni ? Lalu di hadapanmu ada kegelapan, kengerian, dan kepedihan. Yang pertama kegelapan alam kubur, kemudian kedahsyatan alam mahsyar, kemudian kegetiran alam penantian, kemudian ketegangan alam titian dan timbangan amal, kemudian putuslah harapan, kemudian Yang Maha Raja dan Yang Mahatinggi memberi ketetapan !”
Orang itu bertanya, “Kemudian apa setelah itu ?”
Ibnu as Sammak meneruskan, “Memikul beban amal sendiri dan masuk neraka. Yang lebih menyiksa dari itu adalah celaan dan kutukan Dzat Yang Maha Raja, Yang Mahatinggi!”
Dalam riwayat diterangkan bahwa di samping tentang keabadian neraka juga ada proses pembersihan yang kemudian membawanya ia ke dalam surga. Allah Yang Maha Penyayang menunjukkan kemurahan kepada hamba-hamba-Nya yang meski berdosa namun tetap diberi rahmat pada akhirnya.
Dari Abdullah Ibnu Mas’ud r.a katanya, “Bersabda Rosulullah SAW : Saya mengetahui orang yang terakhir keluar dari neraka dan terakhir pula masuk surga, yaitu seorang laki-laki yang keluar dari api neraka sambil merangkak.
Berkata Allah Ta’ala kepadanya: “ Pergilah engkau masuk surga !”
Orang itu pun segera berjalan. Sesampai di sana dilihatnya seolah-olah surga telah penuh sesak. Orang itu lalu kembali dan berkata : “Ya Allah ! hamba dapati surga itu telah penuh.”
Berkata Allah Ta’ala kepadanya, “Pergilah masuk !“ Orang itu kembali lagi dan dilihatnya masih dalam keadaan penuh, karena itu ia kembali pula menghadap Allah mencerirakan keadaannya seperti semula.
Demikianlah orang itu pulang pergi berkali-kali antara surga dan hadirat Allah Ta’ala. Akhirnya Allah berkata kepadanya : “Masuklah engkau ke dalam surga ini. Untukmu seluas dunia dan ditambah sepuluh kali seluas dunia !”
Maka berkata orang itu , “Apakah Tuhanku mengejek hamba, padahal Tuhanku adalah Raja ?”
Kata Abdullah, “Saya lihat Rasulullah SAW tertawa sehingga tampak gerahamnya seraya berkata,“Orang itulah yang dikatakan penghuni surga yang terendah derajatnya”. (HR Muslim).
Dalam Hadis Muslim yang lain dari Abu Dzar ra katanya, ”Bersabda Rasulullah SAW : saya mengetahui orang yang terakhir keluar dari api neraka dan terakhir pula masuk surga yaitu seorang laki-laki yang dibawa di hari kiamat lalu dikatakan dihadapannya : ”Perlihatkanlah kepadanya dosa-dosa yang ringan dan dikatakan kepadanya ‘Pada hari anu dan hari-hari anu engkau telah berbuat ini berbuat itu’ Jawab orang itu ‘Benar !”
Dan tidaklah ia dapat mangkir, sedangkan dia khawatir akan diperlihatkan dosa-dosa yang berat berat. Maka dikatakan kepadanya :”Perbuatanmu yang buruk telah diganti dengan kebajikan”.
Maka berkatalah orang itu, “Ya Allah! hamba telah berbuat ini dan itu yang belum diperlihatkan!” Kata Abu Dzar, “Kulihat Rasulullah SAW tertawa sehingga tampak gerahamnya”.
Orang terakhir yang masuk surga adalah orang terselamatkan bukan karena amalnya, tapi karena anugerah Allah. Happy ending mewarnai akhir episode dari dinamika kehidupan manusia yang berdosa, bodoh, lugu, dan banyak membantah.
Tersirami oleh air kesejukkan Allah yang Maha Pemurah. Rasulullah SAW pun tertawa hingga tampak gerahamnya. Gembira melihat umatnya selamat.
Mudah-mudahan bermanfaat.
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com
“(Yaitu) Surga ‘Adn mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari bapak ibu dan nenek moyangnya, suami-istrinya, serta anak cucu dan keturunannya. Dan para Malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu. (Sambil mengucapkan), “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu”. Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu. (QS AR Ra’du 23-24.)
Sementara itu neraka adalah tempat yang buruk. “Dan orang-orang yang melanggar janji kepada Allah setelah diikrarkan, dan memutuskan apa yang diprerintahkan Allah untuk disambungkan, dan berbuat kerusakan di muka bumi, mereka memperoleh kutukan dan tempat kediaman yang buruk (Neraka Jahannam)” (QS Ar Ra’du 25).
Seorang ahli zuhud kenamaan Ibnu as Sammak mengunjungi saudaranya yang ingin meminta nasihat kepadanya. “Wahai Ibnu as Sammak, kedudukan nasihat bagi telinga ibarat tabib bagi orang sakit, maka siramilah aku sedikit saja dengan nasehatmu”.
Dengan suara datar Ibnu as Saammak kemudian berkata, “Tidakkah engkau khawatir jika kesalahan-kesalahanmu tidak akan dihapus dan dosa-dosamu tidak diampuni ? Lalu di hadapanmu ada kegelapan, kengerian, dan kepedihan. Yang pertama kegelapan alam kubur, kemudian kedahsyatan alam mahsyar, kemudian kegetiran alam penantian, kemudian ketegangan alam titian dan timbangan amal, kemudian putuslah harapan, kemudian Yang Maha Raja dan Yang Mahatinggi memberi ketetapan !”
Orang itu bertanya, “Kemudian apa setelah itu ?”
Ibnu as Sammak meneruskan, “Memikul beban amal sendiri dan masuk neraka. Yang lebih menyiksa dari itu adalah celaan dan kutukan Dzat Yang Maha Raja, Yang Mahatinggi!”
Dalam riwayat diterangkan bahwa di samping tentang keabadian neraka juga ada proses pembersihan yang kemudian membawanya ia ke dalam surga. Allah Yang Maha Penyayang menunjukkan kemurahan kepada hamba-hamba-Nya yang meski berdosa namun tetap diberi rahmat pada akhirnya.
Dari Abdullah Ibnu Mas’ud r.a katanya, “Bersabda Rosulullah SAW : Saya mengetahui orang yang terakhir keluar dari neraka dan terakhir pula masuk surga, yaitu seorang laki-laki yang keluar dari api neraka sambil merangkak.
Berkata Allah Ta’ala kepadanya: “ Pergilah engkau masuk surga !”
Orang itu pun segera berjalan. Sesampai di sana dilihatnya seolah-olah surga telah penuh sesak. Orang itu lalu kembali dan berkata : “Ya Allah ! hamba dapati surga itu telah penuh.”
Berkata Allah Ta’ala kepadanya, “Pergilah masuk !“ Orang itu kembali lagi dan dilihatnya masih dalam keadaan penuh, karena itu ia kembali pula menghadap Allah mencerirakan keadaannya seperti semula.
Demikianlah orang itu pulang pergi berkali-kali antara surga dan hadirat Allah Ta’ala. Akhirnya Allah berkata kepadanya : “Masuklah engkau ke dalam surga ini. Untukmu seluas dunia dan ditambah sepuluh kali seluas dunia !”
Maka berkata orang itu , “Apakah Tuhanku mengejek hamba, padahal Tuhanku adalah Raja ?”
Kata Abdullah, “Saya lihat Rasulullah SAW tertawa sehingga tampak gerahamnya seraya berkata,“Orang itulah yang dikatakan penghuni surga yang terendah derajatnya”. (HR Muslim).
Dalam Hadis Muslim yang lain dari Abu Dzar ra katanya, ”Bersabda Rasulullah SAW : saya mengetahui orang yang terakhir keluar dari api neraka dan terakhir pula masuk surga yaitu seorang laki-laki yang dibawa di hari kiamat lalu dikatakan dihadapannya : ”Perlihatkanlah kepadanya dosa-dosa yang ringan dan dikatakan kepadanya ‘Pada hari anu dan hari-hari anu engkau telah berbuat ini berbuat itu’ Jawab orang itu ‘Benar !”
Dan tidaklah ia dapat mangkir, sedangkan dia khawatir akan diperlihatkan dosa-dosa yang berat berat. Maka dikatakan kepadanya :”Perbuatanmu yang buruk telah diganti dengan kebajikan”.
Maka berkatalah orang itu, “Ya Allah! hamba telah berbuat ini dan itu yang belum diperlihatkan!” Kata Abu Dzar, “Kulihat Rasulullah SAW tertawa sehingga tampak gerahamnya”.
Orang terakhir yang masuk surga adalah orang terselamatkan bukan karena amalnya, tapi karena anugerah Allah. Happy ending mewarnai akhir episode dari dinamika kehidupan manusia yang berdosa, bodoh, lugu, dan banyak membantah.
Tersirami oleh air kesejukkan Allah yang Maha Pemurah. Rasulullah SAW pun tertawa hingga tampak gerahamnya. Gembira melihat umatnya selamat.
Mudah-mudahan bermanfaat.
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com
Thursday, October 10, 2013
Hikmah Melaksanakan Ibadah Haji
Sahabat, semoga Allah memuliakan dengan haji yang mabrur saudara-saudara kita yang sedang melaksanakan haji dan mendapat hikmah yang besar dari ibadahnya tersebut. Ihram haji merupakan pengagungan kepada Raja yang menyatakan hak, menyatakan keesaan hanya milikNya dan menundukkan syetan beserta golongannya.
Apabila orang yang melaksanakan ibadah haji ingin mengunjungi rumah (ka’bah ) Tuhannya, sang Pencipta dan Pemberi rezekinya, maka dia harus meninggalkan seluruh urusan dunia. Dia juga harus terbebas dari semua pakaian kecuali pakaian ihram, agar dia selalu ingat- dengan pakaian ihram itu akan kematian.
Di antara sikap mengagungkan Tuhan Yang Maha Agung adalah mengunjunginya dengan kepala terbuka, pakaian kusut dan berdebu agar tampak kefakiran, kelemahan, kehinaan ketidak berdayaan dan kesusahannya.
Di antara sikap mengagungkan Tuhan Yang Maha Agung adalah; datang kepadaNya dengan hati yang bersih, khusyu ‘, merasa hina, tunduk dan tenang agar keagungan dan kekuasaan tetap milik Allah Tuhan semesta Alam.
Orang fakir yang tidak memiliki satu dinar pun dan orang kaya yang memiliki seribu dinar, semuanya berihram. Seorang raja yang mempunyai banyak pengawal dan harta sama seperti orang yang tidak punya dan papa, agar keagungan, kesempurnaan, kemuliaan, keindahan, kemurahan dan kekuasaan seluruhnya awal dan akhirnya banyak dan sedikitnya samar dan tampaknya hanya milik Allah Tuhan Semesta Alam.
Apakah engkau pernah melihat pakaian yang lebih indah dari pakaian ihram? Apakah engkau pernah menyaksikan kepala yang lebih bagus dari kepala orang-orang yang bercukur?
Apakah engkau pernah mendengar suara yang lebih merdu daripada suara orang-orang yang mengucap talbiyah? Apakah engkau pernah memandang gerak merayap yang lebih mulia daripada gerak merayapnya orang-orang yang melakukan thawaf ?
Apakah engkau pernah melihat air mata yang lebih jujur daripada air matanya orang-orang yang khusyu? Apakah engkau pernah mendengar isakan tangis yang lebih jujur daripada isakan tangis orang-orang yangbertaubat? Dan apakah engkau pernah melihat kantuk yang lebih nyaman daripada kantuknya orang-orang yang bertahajud?
Keletihan dalam ridhaNya merupakan sebuah kelezatan. Usaha dipelataran Nya adalah keberuntungan. Merasakan sakit karenaNya menyejukkan. Begadang dengan kitab Nya merupakan kebahagiaan. Lapar dalam taat pada-Nya merupakan harta melimpah. Dan terbunuh di jalan-Nya merupakan kemuliaan.
Allah memerintahkan Al Khalil Ibrahim As agar membangun rumah untukNya (tempat untuk menyebut namaNya) di atas tanah yang tandus lagi gersang. Lalu setelah itu kerinduan membawa manusia untuk mendatangi rumah sang Kekasih; hingga karena begitu cintanya tali jantung terputus, kaki-kaki pecah dan membengkak dalam usaha mendatanginya, bahu-bahu saling berdesakan untuk mendekati rumah-Nya, suara bergemuruh menyerukan talbiyah, dan orang-orang berjejal dalam perjamuan-Nya. Semua orang sama dalam pelayanannya dan semua jiwa ciut karena takut kepada-Nya.
Talbiyah adalah pernyataan atas keesaan-Nya , pengecaman atas penyembahan berhala, dan membangkitkan semangat manusia.
Thawaf adalah mengelilingi rumah Sang Maha Raja dan selalu terpaut dengan rumat Dzat Yang Maha Mengadakan dan Maha Terpuji, serta berkelliling di sekitar simbol kesucian, kebersihan dan ketinggian.
Sa’i adalah meneladani ibu (siti Hajar) memperbaharui kerinduan dan menampakkan kecintaan
Melempar jumrah adalah melempar musuh, menghancurkan khurafat , mengalah kan kebatilan dan menghancurkan kebohongan.
Wuquf di Padang Arafah adalah persiapan untuk pertemuan akbar (lebih besar) dan bersiap sedia untuk kepergian yang pasti terjadi, merupakan momen pengaduan hamba yang lemah kepada Yang Maha Kuat , yang fakir kepada yang Maha Kaya, Yang lemah kepada Yang Maha Perkasa. Juga moment pemaparan dosa kepada Yang Maha Pemurah dan pemaparan segala apa yang tersebunyi kepada Yang Maha Mengetahui secara ghaib.
Semua suara dengan bermacam-macam bahasa dan dialek mengajukan segenap hajat kepada-Nya . Dia mengetahui hajat (keperluan), permintaan dan permohonan mereka, maka dia pun mewujudkan semua itu sementara perbendaharaanNya tetap seperti sedia kala, tidak berkurang sedikitpun karena pemberian karunia itu, serta tidak terpengaruh dengan banyaknya kedermawanan dan kemurahan-Nya.
Apa yang dari sisimu akan lenyap, dan apa yang ada disisi Allah adalah kekal ‘ Qs. An Nahl :96)
semoga bermanfaat.
Sumber : eramuslim.com
stay cool in http://newmasgun.blogspot.com
Tuesday, October 8, 2013
Melibatkan Allah dalam Berbisnis
Sahabat, Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa yang membantu menghilangkan satu kesedihan (kesusahan) dari sebagian banyak kesusahan orang mukmin ketika didunia maka Allah akan menghilangkan satu kesusahan (kesedihan) dari sekian banyak kesusahan dirinya pada hari kiamat kelak.
Dan barangsiapa yang memberikan kemudahan (membantu) kepada orang yang kesusahan, niscaya Allah akan membantu memudahkan urusannya didunia dan di akhirat.
Dan barangsiapa yang menutup aib orang muslim , niscaya Allah akan menutup aibnya dunia dan akhirat.
Sesungguhnya Allah akan selalu menolong seorang hamba selama dia gemar menolong saudaranya. (HR. Muslim)
Di tengah acara sebuah komunitas wirausaha Muslim terjadi sebuah dialog untuk membangun dan mencari solusi ekonomi ummat, banyak hal yang dibahas tentang bagaimana membuka peluang usaha dan perlunya bersaing secara profesional dengan para pengusaha ‘non Muslim’ yang saat ini begitu menguasai perekonomian negeri ini, diskusi lama lama terkesan sangat teoritis, dan beberapa dari mereka terjebak kearah materialistik cara pandangnya, padahal semua yang hadir adalah kaum muslimin juga, tapi ternyata kami semua lupa, bahwa yang hadir tersebut memiliki warisan yang tak ternilai harganya. Ternyata umat Islam sudah memiliki rumusan dan standar usaha yang telah di bimbing oleh Rasul SAW dan dicontohkan oleh para sahabatnya ra, bimbingan yang sederhana, bimbingan yang sangat mendarat dan manusiawi, penuh fitrah, penuh sunnatullah, dan di-support dengan janji Allah. Allah melibatkan diriNYa atas janjiNya.
Berdasarkan hadis shahih di atas, mari kita urai dan tinjau agar mendapatkan makna dan rumusan agar urusan ujian manusia maupun bisnis muslim ini dapat melibatkan dan tertolong oleh bantuan Allah, sebagai berikut :
“Barangsiapa yang membantu menghilangkan satu kesedihan (kesusahan) dari sebagian banyak kesusahan orang mukmin ketika didunia maka Allah akan menghilangkan satu kesusahan (kesedihan) dari sekian banyak kesusahan dirinya pada hari kiamat kelak”
Siapa sih manusia yang tidak mengalami ujian dan cobaan dalam kehidupannya. Apalagi dalam menjalankan bisnis, ujian naik turun itu menjadi suatu hal yang berulang terjadinya. Ketahuilah setiap hamba Allah pasti mengalami masalah, mengalami kedukaan maupun kesukacitaan , tidak ada satupun yang terlepas dari seleksi Allah. Ujian dan cobaan kepada hamba Allah tersebut untuk menguji siapa yang lebih baik amalnya.
Justru menurut hadist di atas, dan itu adalah sunnah Allah, dikala kita mengalami kesulitan dan kesusahan dalam menghadapi ujian kehidupan, dan kita berharap sekali untuk diangkat kesulitan oleh Allah, justru salah satu solusinya adalah dengan membantu dan menyelesaikan kesusahan hamba yang lain. konsep ini sangat sulit dipahami dengan ilmu keduniaan, apalagi ilmu matematis. tapi inilah hukum Allah, inilah sunnatuLlah. inilah cara agar Allah terlibat! Mulailah dengan cara ini, niscaya permasalahan perekonomian umat akan tuntas.
Ingatlah sebuah contoh nyata yang pernah diabadikan dalam kisah sahabat Abdurrahman bin Auf ra dengan dipersaudarakan Saad bin Rabi ra dari Madinah.
Berkatalah Saad kepada Abdurrahman, Wahai saudaraku, aku adalah penduduk madinah yang kaya raya. Silahkan pilih separuh hartaku dan ambillah, dan aku mempunyai dua isteri, pilihlah salah satu yang menurut anda lebih menarik,dan akan aku ceraikan dia supaya anda bisa memperisterinya.
Jawab Abdurrahman bin Auf, “Semoga Allah memberkati anda, isteri anda dan harta anda. Tunjukkanlah jalan menuju pasar.”
Kemudian abdurrahman menuju pasar, membeli, berdagang dan mendapat untung besar, ketahuilah Allah terlibat! Allah berkahi saling tolong menolong tersebut, saling mendahulukan kepentingan saudaranya.
Pada suatu hari ia mendengar Rasulullah SAW, “Wahai Ibnu Auf, anda termasuk golongan orang kaya, dan anda akan masuk surga secara perlahan lahan. Pinjamkanlah kekayaan itu kepada Allah, pasti Allah mempermudah jalan anda,” semenjak ia mendengar nasehat Rasulullah Saw tersebut, ia mengadakan pinjaman yang baik, maka Allah pun memberi ganjaran padanya dengan berlipatganda.
Ibnu Auf adalah seorang pemimpin yang mengendalikan hartanya, bukan seorang budak yang dikendalikan oleh hartanya. Sebagai buktinya, ia tidak mau celaka dengan menyimpannya. Ia mengumpulkannya dengan santai dan dari jalan yang halal, tetapi ia tidak menikmati sendirian, keluarga, kerabat saudara dan masyarakat pun ikut menikmatinya. Karena begitu luas pemberian serta pertolongannya, orang orang madinah pernah berkata: “seluruh penduduk madinah berserikat (menjalin usaha) dengan Abdurrahman bin Auf pada hartanya. Sepertiga dipinjamkannya kepada mereka, sepertiganya digunakan untuk membayar hutang hutang mereka, dan sepertiga sisanya diberikan dan dibagi bagikan kepada mereka.”
Mereka saling mendahulukan kepentingan saudaranya, Allah bukakan keberkahan, Allah bukakan peluang menguasai ekonomi ummat, Pasar Madinah yang tadinya dikuasai yahudi berpindah ke tangan muslimin, berawal dari sikap tolong-menolong (ta’awun) sesama muslimin, bermula dari saling memecahkan masalah saudaranya, menjadi penguasa ekonomi saat itu, inilah hukum Allah, inilah sunnatullah.
Inilah cara melibatkan Allah, bukan dengan cara bersaing dengan pebisnis non-muslim melalui sistem yang dibuat oleh non-muslim juga, MUSTAHIL akan tampil. Bila ingin ummat ini kembali lagi menuju kejayaannya tidak pernah terjadi dan unggul melalui sistem buatan manusia. Kalau mau tampil harus kembali bersandarkan kepada SunnatuLLah dan Sunnah RasulNya.
Pembahasan ini membuat terhenyak para wirausaha yang hadir, diskusi terhenti dan terhenyak diam, semoga para peserta diskusi berfikir ulang dan mulai menapak tilas sunnah yang pernah dilakukan untuk membenahi kekuatan ekonomi ummat.
Tolonglah sudaramu yang sedang kesulitan, ini adalah langkah awal menuju kejayaan. (MM)
sumber : eramuslim.com
stay cool in http://newmasgun.blogspot.com/
Subscribe to:
Posts (Atom)