Sahabat, dari zaman dulu, orang tua dan anak kerap mengalami perbedaan pendapat atau keinginan. Misal ketika anak akan memilih fokus studi. Tak jarang orang tua menginginkan anak untuk mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Sementara sang buah hati hendak memilih Ilmu Pengetahuan Soasial (IPS). Ini biasa terjadi bila orang tua tak mengerti bakat dan karakter anak.
Menurut pendiri Brain Evo, Harris Yusuf Arifin, orang tua bisa mendeteksi karakter dan minat anak dari pola sidik jari. Malah penelitian soal sidik jari sebagai basis ilmu pengetahuan sudah terjadi sejak 1800an. Dan terus berkembang menjadi pemetaan kecerdasan.
“Metode ini masuk ke Indonesia sejak empat tahun silam,” kata Harris kepada Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia, Jumat, 26 September 2014. “Dan salah satu lembaga pembaca sidik jari adalah Brain Evo.”
Di Nusantara, sidik jari tidak cuma sebagai sarana pemetaan kecerdasan. Pun mengelaah profil dan pribadi seseorang. Guna mendeteksi kepribadian seseorang, Harris menggunakan metode bird profile atau biasa dikenal dengan teknik dominant, influential, steady, dan compliant.
Metode tentang konsep karakter manusia ini awalnya dikenalkan oleh dokter Wiliam Marston. Dan Marston membagi empat karakter dengan perumpamaan jenis unggas. Elang bagi orang yang berkuasa, memegang kontrol, dan terbuka; merak, memiliki kepribadian terbuka serta mudah bergaul; merpati, orang yang tekun dan sabar; serta burung hantu, taat hukum dan terstruktur.
Untuk membaca karakter, Harris akan memindai sepuluh jari si anak. Jumlah jari yang terpindai tak boleh kurang atau lebih. Proses pemindaian pun harus berhati-hati. Jika salah, piranti lunak tidak bisa mendeteksi sidik jari. “Hasil pemindaian sidik jari bisa menunjukkan keunggulan dan kelemahan anak, serta dominan antara otak kanan dan kiri,” ujar Harris.
Pemindai sidik jari juga mampu membaca banyak karakter. Seperti verbal atau linguistik, logika atau matematika, visual atau spesialis, kinestetik, musik, interpersonal, serta intrapersonal dan naturalis. Jika berbakat kinestetik, anak akan selalu aktif dalam aktivitas fisik. Bila menyukai musik, mereka cenderung senang bernyanyi atau memainkan alat musik. Sementara bakat interpersonal terlihat kala anak fokus berkomunikasi dengan orang lain dan berpotensi menjadi humas.
“Bila bakat intrapersonal, anak akan lebih memahami diri sendiri, biasanya suka disiplin,” katanya. “Jika naturalis, anak akan lebih pada alam dan berpotensi menjadi astronom.”
Secara keilmuan, pemindaian sidik jari merupakan gabungan dari ilmu otak, ilmu sidik jari, dan ilmu psikolog. Dan biasanya, hasil penelaahan ini 95 persen tepat. Tergantung pola sidik jari itu sendiri, apakah tebal hingga mudah terbaca, atau malah tipis membuat sulit terpindai.
Ada pula pemindaian yang gagal. Ini terjadi kala telapak tangan berganti kulit. Karena saat itu, rupa sidik jari tidak sempurna. Tangan berkeringat pun berpotensi gagal. Sebab akan mempengaruhi gambar scan yang terlalu hitam. “Sebaiknya tangan tidak terlalu kering dan basah kala pemindaian,” ujar dia.
Untuk memeriksa karakter anak melalui sidik jari, Anda harus membayar Rp350 ribu. Selain pemindaian, orang tua akan mendapatkan sesi konsultasi. Metode ini akan membantu orang tua mengetahui kepribadian dan mengarahkan sang anak.
Mudah-mudahan bermanfaat buat semuanya khususnya yang sudah punya anak.
Sumber : Nasir (https://id.she.yahoo.com/baca-karakter-anak-lewat-sidik-jari-071302246.html)
Stay cool in http://newmasgun.blogspot.com
No comments:
Post a Comment