Pada dasarnya perkembangan konsep diri dipengaruhi oleh beberapa faktor. Malcolm Hardy dan Steve Heyes (dalam Yulianti, 2000:24) mengemukakan ada empat faktor yang mempengaruhi konsep diri yaitu :
- Reaksi dari orang lain
Terbentuknya konsep diri membutuhkan waktu yang lama. Pembentukan ini tidak dapat diartikan bahwa adanya reaksi yang tidak biasa dari seseorang akan dapat mengubah konsep diri. Namun demikian apabila tipe reaksi seperti ini sering terjadi atau sering muncul karena orang lain yang memiliki arti, maka konsep diri seseorang akan mengalami perubahan.
- Perbandingan dengan orang lain
Konsep diri kita sangat bergantung kepada cara bagaimana cara kita membandingkan diri kita dengan orang lain. Sehingga bagian-bagian dari konsep diri dapat berubah cukup tepat didalam suasana sosial.
- Peranan seseorang
Setiap orang memainkan peranan yang berbeda-beda. Dalam setiap peran tersebut sesorang diharapkan akan melakukan perbuatan dengan cara-cara tertentu. Jadi pengalaman dan harapan-harapan yang berhubungan dengan peran berbeda akan berpengaruh pada konsep diri seseorang
- Identifikasi terhadap orang lain
Proses identifikasi pada seseorang terjadi dengan cara meniru beberapa berbuatan sebagai perwujudan nilai atau keyakinan. Bahkan peran jenis kelaminpun mempengaruhi konsep diri seseorang.
Sedangkan menurut
Arini (2006) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan konsep diri seseorang yaitu:
- Pola asuh
Pola asuh orang tua untuk menjadi factor yang signifikan dalam mempengaruhi konsep diri yang terbentuk. Sikap positif orang tua yang terbaca anak, akan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positif serta sikap menghargai diri sendiri. Sikap negatif orang tua akan mengundang pertanyaan pada anak dan menimbulkan asumsi bahwa dirinya tidak cukup berharga untuk dikasihani, untuk disayangi dan dihargai dan semua itu akibat kekurangan yang ada padanya sehingga orang tua tidak sayang.
- Kegagalan
Kegagalan yang terus menerus dialami seringkali menimbulkan pertanyaan kepada diri sendiri dan berakhir dengan kesimpulan bahwa semua penyebabnya terletak pada kelemahan diri. Kegagalan membuat orang merasa dirinya tidak berguna.
- Depresi
Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang cenderung negative dalam memandang dan merespon segala sesuatunya, termasuk menilai diri sendiri. Segala situasi atau stimulus yang netral akan dipersepsi secara negative. Misalnya, tidak diundang ke sebuah pesta, maka berpikir bahwa karena saya “miskin” maka saya tidak pantas diundang. Orang yang depresi sulit melihat apakah dirinya mampu survive menjalani kehidupan selanjutnya. Orang depresi akan menjadi super sensitive dan cenderung mudah tersinggung atau termakan ucapan orang lain.
- Kritik internal
Terkadang mengkritik diri sendiri memang dibutuhkan untuk menyadarkan seseorang akan perbuatan yang telah dilakukan. Kritik terhadap diri sendiri berfungsi menjadi regulator atau rambu-rambu dalam bertindak dan berprilaku agar keberadaan kita diterima oleh masyarakat dan dapat beradaptasi. Akan tetapi kritik terhadap diri sendiri secara berlebihan akan mengakibatkan individu menjadi rendah diri.